CENDANANEWS- Kabupaten Lampung Selatan dikenal sebagai bagian dari Provinsi Lampung yang merupakan daerah dengan sebutan Gerbang Pulau Sumatera yang memiliki bentang pantai cukup panjang dan memiliki daerah yang dikenal penghasil kelapa. Kelapa memiliki banyak manfaat yang bisa dipergunakan untuk kehidupan.
Pohon kelapa yang tumbuh banyak di pesisir pantai agaknya tak disia siakan oleh masyarakat pesisir pantai Kecamatan Rajabasa. Sebagai salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Lampung Selatan , Kecamatan Rajabasa memiliki keunikan yang tak dimiliki daerah lain.
Kecamatan yang memiliki sekitar 15 desa ini memilki Gunung Krakatau, Pulau Sebesi, Pulau Sebuku dan keindahan alam yang mempesona khususnya wisata alam bahari dan pegunungan Rajabasa yang tak dimiliki Kecamatan lain di Lampung Selatan. Potensi inilah yang akhirnya diberdayakan oleh masyarakat pesisir pantai dan yang hidup di kaki Gunung Rajabasa yang secara adat dan historis pun memilki banyak peninggalan budaya dari zaman nenek moyang suku Lampung.
Secara khusus perjalanan wisata yang kulakukan biasanya mengabadikan momen momen yang ada di pantai pantai pesisir. Namun kali ini wisata pantai kukesampingkan dulu sebab salah satu yang justru menarik perhatianku adalah hasil atau produk kerajinan berbahan dasar limbah pohon kelapa. Mengapa dikatakan limbah sebab bahan dasar karya seni ini adalah limbah dari bagian pohon kelapa yang sudah tak bernilai guna namun dipergunakan untuk dikreasikan menjadi karya seni.
Sesuai dengan letak geografis dan kearifan lokal warga pesisir yang tak jauh dari laut dan perahu maka karya seni pun dipengaruhi oleh faktor tersebut sehingga menghasilkan karya seni bernama : miniatur kapal atau perahu dari ‘mancung’ atau penutup manggar/bakal/bunga kelapa yang sudah tua dan kering. Hasilnya amazing banget jika dilihat secara mendetail.
Adalah Yahudin, warga Banding Kecamatan Rajabasa sang penggagasnya. Ia mengatakan inspirasi tersebut muncul dari kearifan warga lokal dalam memanfaatkan bahan bahan yang ada di sekitar pantai. Banyak bahan yang bisa ia pergunakan namun pilihan pada ‘mancung’ merupakan salah satu kreasi yang dengan mudah namun butuh ketelitian dan ketelatenan.
Secara umum karya seni ini merupakan karya seni yang bisa diajarkan bahkan bagi anak anak usia sekolah dasar hingga ke jenjang lebih tinggi. Bahan baku yang mudah ditemukan lalu tekhnik pembuatan yang dibilang rumit namun bisa dipelajari maka akan menghasilkan beberapa miniantur kapal yang terbilang cukup unik lengkap dengan detail detail layar, tempat duduk, tali tali kapal dan alat alat di dalam kapal. Meskipun saat kedatanganku beliua tidak mempraktekkan cara pembuatannya tetapi penjelasan singkat memberikanku gambaran proses pembuatannya.
Bahan bahannya pun mengambil dari sisa sisa pohon kelapa yang memang sudah tak terpakai. Mancung bisa jatuh dari pohon kelapa saat kering dan jika ada yang ditebang pun bisa dipilih yang sudah tua. Selanjutnya keahlian dan imajinasi pembuat harus bisa melihat jenis jenis perahu baik bercadik maupun yang tidak, memilki layar atau tidak. Selanjutnya merangkai bahan baku yang sudah ada diantaranya: tepas (yang berasal dari dahan/blungkang) yang menempel di pohon, sabut kelapa untuk merangkai tali, lidi untuk eksyen lain, serta alat lain seperti lem kayu untuk perekat dan cat sjenis plitur untuk menimbukan kesan mewah dan elegan.
Hasilnya dari bahan bahan tersebut seperti yang saya lihat merupakan sebuah karya seni yang memang dihasilkan oleh orang orang yang memilki cita rasa seni tinggi. Terlihat rumit dan pastinya memerlukan ketelatenan dan ketelitian. Namun ini adalah bentuk pemberdayaan untuk memanfaatkan hasil dari pesisir pantai. Yahudin mengaku karya seninya beberapa sudah dijual dan menjadi cindera mata bagi sahabat dan kerabatnya.
Kara seni yang cukup unik ini mungkin banyak yang bisa membuatnya dengan bahan kayu dan pola pola lain. Namun memanfaatkan bahan bahan sesuai dengan tanaman yang ada di daerah setempat merupakan kemauan yang patut diacungi jempol. Karya seni ini pun bisa menjadi cindera mata bagi para wisatawan yang akan menikmati wisata pantai di pesisir Rajabasa.
——————————————————————–
Senin, 19 Januari 2014
Penulis Henk Widi
Editor : Sari Puspita Ayu
——————————————————————-