Saat Musik Tradisonal Berpadu dengan Musik Modern

CENDANANEWS,  CETIK atau Gamolan Pekhing yang merupakan alat musik asli Lampung memiliki bunyi yang sangat khas. Bahkan, Cetik hanya memiliki laras pelok enam nada saja, berbeda dengan alat musik tradisional lainnya yang terbuat dari bambu yang ada di daerah lain.
Nah, apa jadinya jika musik tersebut dipadukan dengan musik modern seperti gitar, bass dan drum. Kreasi tersebut terbukti telah memukau ratusan penonton yang antusias melihat perfomance para siswa SMA Kebangsaan ketika mengisi pembukaan kegiatan peresmian gedung Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD) di Lampung Selatan.
Band yang diberi nama SMA Kebangsaan Band ini menyanyikan lagu EAA milik Coboy Junior dengan alunan musik gamolan pekhing atau cetik yang dipadu dengan musik modern gitar , drum dan bass. Tepuk tangan pun bergemuruh saat alunan musik gamolan mendominasi lagu yang disukai anak anak muda tersebut. Selain lagu Coboy Junior mereka pun menyanyikan lagu berbahasa Lampung yakni “Puncak Sai Indah” dengan alunan musik gamolan pekhing.
Cetik atau Gamolan pekhing merupakan alat musik dari Bambu yang diciptakan oleh  Wayan Mochoh atau I Wayan Sumerta Dana Arta. Kekhasan musik cetik dapat ditemukan pada warna nada yang dihasilkan. Sebab, sarat dengan kehidupan khas masyarakat Lampung dan seolah menjadi cerminan logat atau gaya bicara suku Lampung.
Alat musik ini juga merupakan satu-satunya alat musik laras yang seluruhnya menggunakan bahan atau material dari bambu atau pering.
Namun yang lebih istimewa adalah ketika sang penemu menemukan laras pelog enam nada yang dihasilkan Gamolan Pekhing. Sebab, biasanya alat musik terdiri dari nada do re mi fa sol la si, tapi Gamolan Pekhing hanya memiliki enam nada tanpa kehadiran nada fa.
Penemuan Wayan agaknya bagaikan gayung bersambut bagi para seniman seniman muda yang sudah menguasai alat musik modern. Salah satunya adalah SMA Kebangsaan milik Yayasan Insan Cendekia ini memadukan hampir semua lagu dengan alat musik cetik.
“Rata rata musik kami memang musik yang energik dan perpaduan dengan gamolan menjadi sebuah kreasi yang membuat musik menjadi lebih berwarna,” ujar Ilhamsyah Saputra seusai tampil di Desa Pisang Kecamatan Penengahan Lampung Selatan Senin (23/2/2015).
Penampilannya di hadapan istri Bupati Lampung Selatan Pitka R. Menoza yang merupakan istri Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza SZP mendapat apreasisi dari hadirin yang hadir.
Tak salah jika Kebangsaan Band yang dilatih oleh Ilham tersebut pernah mendapat juara I dalam ajang kompetisi musik Progressive di Bandar Lampung dan kompetisi Gamolan yang diikuti puluhan SMA se- Provinsi Lampung.
“Selain berkreasi dengan musik modern kami ingin tetap melestarikan alat musik khas Lampung ini agar makin dikenal banyak orang, ” ujar Ilham yang sudah membina di sekolah tersebut selama beberapa tahun.
SMA Kebangsan Band ini digawangi oleh Kalvari Daniel sebagai lead gitaris sekaligus vokalis, ilham sebagai drummer, pemain cetik tiga orang yakni Ade, Iman, Catur sementara pemebentot bass Panji.
Kalvari Daniel dan kawan kawan yang masih duduk di bangku kelas 10 dan 11 tersebut berencana memadukan musik musik tradisiona yang selama ini belum pernah dipadukan dengan gamolan. Musik modern pun terbukti bisa mendapat respon positif setelah ia dan kawan kawan melakukan perfomance di bebrapa kegiatan.
Ilham selaku pembimbing untuk ekstrakurikuler musik berharap musik gamolan akan tetap dilestarikan di sekolah sekolah agar generasi muda bisa mengenal musik ini dan bisa lebih kreatif dalam bermusik.
Gamolan Pekhing ujar Ilham,  masuk dalam kategori alat musik tradisional sebenarnya di Propinsi Lampung telah masuk ke sekolah-sekolah untuk materi pelajaran musik. Dengan demikian alat musik tradisional Lampung Barat yang ada sejak zaman dahulu itu memang patut untuk dikembangkan karena alat musik ini merupakan alat musik yang unik, karena tanpa ada ketrampilan khusus dari yang membuatnya dan membunyikan alat musik ini, maka Gamolan Pekhing ini tidak akan seirama dengan lagu yang akan dibawakan oleh sang penyanyi.
Cetik ini sudah jarang ditemui, karena jarang yang menguasai musik ini. Menguasai cetik bukan hal yang mudah, tetapi membutuhkan ketekunan dan waktu yang lama untuk mempelajarinya, selain proses pembuatannya cukup lama, bambunya juga harus bambu pilihan yaitu bambu betung yang hanya ada di Lampung Barat. Hanya bambu dengan kualitas yang paling baik yang disebut dengan mati temegi, artinya bambu betung yang sudah tua atau mati dengan sendirinya, dan biasanya bambu seperti ini banyak terdapat di hutan.
———————————————————-
Senin, 23 Februari 2015
Jurnalis dan Fotografer : Henk Widi
Editor : Sari Puspita Ayu
———————————————————-
Lihat juga...