268 Tahun berdirinya Nagari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat

CENDANANEWS – Dengan memakai busana jawa pranakan, Sekretaris Daerah Kulon Progo RM. Astungkoro dan diikuti oleh seluruh PNS di Lingkungan Sekretariat Daerah Kulon Progo, memimpin Upacara Pengetan Adeging Nagari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, yang digelar di Halaman Pemkab Kulon Progo, (Jumat 20/3/015)
Sekda Kulon Progo selain menyampaikan Sugeng Tanggap Warsa dateng Nagari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, juga menyampaikan sejarah terkait berdirinya Nagari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
268 tahun yang lalu, pada Kamis, 15 Februari 1755 M antara Susuhunan Paku Buwono III dan Pangeran Mangku Bumi berkeinginan mengadakan pertemuan di Desa Jatisari, dimana pada pertemuan ini disepakati Pemerintah Hindia Belanda (VOC) untuk mengakhiri perang.
5 hari kemudian di laksanakan Perjanjian Giyanti pada Kamis Kliwon, 29 Robiul Awal 1680 H, atau 20 Februari 1755 M. Yang ditandatangani 3 pihak, yaitu Pemerintah Hindia Belanda (VOC) yang diwakili Gubernur Nicolas Harting di satu sisi, serta Pangerang Mangkubumi dan Kasunanan Surakarta yang diwakili Susuhunan Paku Buwono III (ketika peristiwa tanda tangan tidak hadir).
“Dalam perjajian itu,bila dilihat secara kaca mata politik,sangat merugikan pihak Kasunanan,maupun pihak Pangeran Mangkubumi. Karena dari cara pembagian wilayah kekuasaan ,maupun menentukan siapa yang menjabat dan menjadi pejabat harus sepengetahuan dan di setujui oleh Pemerintah Belanda. Di satu sisi harus tunduk dan setia kepada Sultan namun di sisi lain dengan sangat terpaksa juga harus tunduk pada Pemerintah Hindia Belanda (VOC) ” ujar Sekda mengunakan Bahasa Jawa.
Selanjutnya pada Kamis Kliwon 29 Jumadilakir 1680 H, atau 20 Maret 1755 M, Pangeran Mangku Bumi mengumumkan berdirinya Nagari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Mengunakan dasar dari sejarah ini maka ditetapkanlah 20 Maret 1755 ini dijadikan hari lahir nya, Adeging Nagari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Dalam kesempatan ini Sekda meminta, peringatan ini dilakukan dengan ikhlas, karena dengan peringatan ini, sebagai wujud kesetiaan kita semua sebagai kawula Nagari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Dengan memakai pakaian pranakan, sebagai wujud golong gilig kita semua dalam melestarikan kebudayaan jawa yang luhur ini.
Lihat juga...