Camilan Bergizi di Kala Beras Tak Terbeli

CENDANANEWS – Ditemui di sekolahnya Musfira Muslihat dan Mercy Sikku dua siswi SMAN 1 Kendari ini berhasil membuat makanan camilan kemasan berbahan dasar sagu. Kreasi 2 pelajar berprestasi ini telah memenangkan kompetisi Nasional Olimpiade Pelajar Seluruh Indonesia dengan menyingkirkan ribuan peserta.

Sagu merupakan kekayan Bumi Anoa, Sulawesi Tenggara. Masyarakat sulawesi tenggara pada awalnya menganggap sagu sebagai makanan pokok, namun dalam perkembangannya hal ini mulai bergeser yang menjadikan sagu menjadi makanan sekunder di masyarakat Sulawesi Tenggara. Umumnya sagu yang dihasilkan dalam bentuk basah yang langsung diolah sebagai produk olahan siap saji. Masyarakat Sulawesi Tenggara mengelolah sagu sebagai makanan tradisional seperti sinonggi, ongol-ongol, sinole bagea, dangi, baku, sako – sako, dan laksa.
Dari berbagai olahan sagu diantaranya adalah Sinonggi. Sinonggi merupakan produk olahan untuk makanan utama di daerah Tolaki, Sulawesi Tenggara. Di Bugis, Sulawesi selatan makanan ini dikenal dengan nama kapurung, sinonggi dan kapurung merupakan makanan utama yang hampir sama, perbedaannya hanya cara masak, sementara di Maluku disebut papeda.

Fungsi Sagu/Sinonggi memiliki kandungan yang bermanfaat untuk kesehatan. Sinonggi termasuk makanan yang menyegarkan dan sehat. Selain sayuran dan lauknya dimasak dengan bumbu yang tidak terlalu banyak (masak bening), menurut penelitian litbang deptan Sagu sebagai bahan baku utama dikenal memiliki kandungan karbohidrat sekitar 85,6%, serat 5% dan untuk 100 gr sagu kering setara dengan 355 kalori. Selain mengandung karbohidrat juga mengandung polimer alami yaitu semacam zat yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia seperti memperlambat peningkatan kadar glukosa dalam darah sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus. Serat pada sagu juga mengandung zat yang berfungsi sebagai probiotik, meningkatkan kekebalan tubuh, serta mengurangi resiko terkena kanker usus dan paru-paru. 

Pembuatan sagu/sinonggi kemasan kreasi 2 siswi ini adalah perbandingan 500 g sagu, 125 g bayam merah dan 100 g kacang panjang. Sagu dimasukkan perlahan ke dalam rebusan bayam merah sambil diaduk lalu dicampurkan kacang panjang  yang telah dikukus. Setelah adonan sinonggi dingin dengan tekstur seperti lem lalu dipotong-potong tipis lalu dijemur setelah kering dipotong kecil-kecil lantas dilakukan penjemuran tahap dua. Terakhir sinonggi yang telah kering ini digoreng lantas dikemas, sinonggi kemasan ini mampu bertahan hingga 3 bulan tanpa bahan pengawet tambahan.
Menurut hasil survey test rasa yang dilakukan mayoritas responden menilai camilan ini memiliki rasa enak terutama pada responden pada kisaran usia 15 sampai 35 tahun.

Lihat juga...