———————————————————-
Senin, 13 April 2015
Jurnalis : Muslim Abdul Rahmad
Editor : ME. Bijo Dirajo
———————————————————-
CENDANANEWS (Padang) – 48 Siswa Berkebutuhan Khusus (disabilitas) mengikuti Ujian Nasional (UN) di Sumatera Barat. Mereka tersebar di empat daerah, di Kota Padang Sebanyak 33 orang, Kota Padang Panjang sembilan orang, Kota Payakumbuh lima orang dan Kabupaten Pesisir Selatan satu orang.
Dalam pelaksanaannya, penyandang disabilitas ini memiliki perlakuan berbeda. Berupa bobot soal, pelaksanaan, pembimbingan pengisian biodata diri dan hal-hal lainnya.
Salah satu sekolah yang memfasilitasi UN untuk para penyandang disabilitas ini adalah, Sekolah SLB Wacana Asih Padang.
Kepala Sekolah SLB Wacana Asih Padang Yuliani mengatakan, di sekolahnya terdapat satu orang peserta UN berkebutuhan khusus. Siswa tersebut adalah Kharisma Heru. Heru merupakan peserta UN penyandang tunarungu, dalam pelaksanaan ujian Heru diawasi oleh dua orang pengawas yang memiliki kemampuan menjeleskan menggunakan bahasa tunarungu. Sementara dari waktu pelaksanaanya dan mata pelajarannya Heru sama dengan peserta lainnya.
“Di sekolah kami terdapat satu peserta penyandang tunarungu. Dia melaksanakan ujian sendirian dan diawasi oleh dua orang pengawas,” ujar kepala sekolah SLB Wacana Asih Padang, Yuliani pada senin (13/4/2015) siang.
Menurut Yuliani, pelaksanaan ujian berkebutuhan khusus tidak terlalu jauh berbeda dengan peserta lainnya. Peserta ujian berkebutuhan khusus tetap memulai dan mengakhiri ujian sesuai waktu yang ditentukan oleh panitia. Hanya saja di sekolahnya terdapat satu peserta UN, berbeda dengan tempat lain satu lokal diisi oleh beberapa orang.
“Heru sudah sejak TK disekolah kami, setelah tamat SMP dia tetap memilih melanjutkan sekolah disini. Maka saat ini dia harus ujian sendiri,” sebutnya.
Salah seorang pengawas ujian bagi peserta berkebutuhan khusus Zaitun Pane mengatakan, pelakasanaan ujian bagi peserta kebutuhan khusus tidak jauh berbeda dengan peserta lainnya. Hanya saja peserta ujian didampingi oleh pengawas yang memiliki kemampuan dalam menjelaskan segala-sesuatu yang dibutuhkan peserta ujian. Dia mencontohkan kepada Kharisma Heru yang memiliki keterbatasan atau penyandang tunarungu.
“Peserta yang memiliki kebutuhan khusus harus didampingi oleh pengawas yang mampu menjawab kebutuhan peserta,” ujarnya.
Khusus Heru, Sebutnya, dirinya selaku pengawas tidak terlalu mengalami kesulitan. Hanya saja saat memulai ujian pengawas harus menjelaskan tata tertib ujian kepada Heru dengan mengunakan bahasa isyarat supaya mudah dipahami. Kemudian, beberapa kali Heru bertanya saat mengisi data diri.
“Kami tidak mengalami banyak masalah saat memberikan keterangan dan pemahaman, sebab kami adalah guru yang biasa mendapingi siswa berkebutuhan khsus,” tuturnya.
Pantauan di lokasi, Heru sangat serius mengikuti ujian. Mengenakan seragam lengkap dia menekuni ujian dan serius membaca soal. Beberapa rekannya dan junior melihat lihat dari luar ruangan. Beberapa perlengkapan ujian seperti cocarde, pensil, dan papan ujian tersedia di mejanya.