Monumen Tugu Kemerdekaan Malang, Ramai Namun Sejarahnya Terlupakan

Monumen Tugu Kemerdekaan Malang [Foto:CND]
CENDANANEWS (Malang) – Selain Jalan Ijen, Monumen Tugu Kemerdekaan juga menjadi saksi sejarah Kota Malang. Lokasi monumen Tugu ini terlihat megah dan paling menonjol di antara bangunan-bangunan sekelilingnya, karena terletak tepat di tengah-tengah bundaran yang berada di depan  Balai Kota Malang.
Menurut sejarah, monumen Tugu atau yang sering disebut juga Tugu Alun-alun Bundar ini telah mengalami dua kalai pembangunan. Pembangunan pertama pada tanggal 17 Agustus 1946 diletakkan batu pertama dan ditempatkan prasasti dalam fonadamen pembangunan tugu yang ditandatangani oleh tiga orang yaitu Dulaenowo Wakil Gubernur Jawa Timur, Mr. Sunarko Residen Malang dan AG Soeroto sebagai ketua panitia pembangunan Tugu.
Namun pada saat pembangunan Tugu sudah mencapai 95% terjadi perang Clash I yang memaksa pembangunan Tugu dihentikan yang kemudian Tugu dihancurkan oleh Belanda pada tanggal 25 Desember 1948 hingga tersisa pondasinya saja. Setelah perang usai, kemudian dibentuk panitia untuk membangun kembali monumen Tugu yang telah hancur. Setelah pembangunan selesai kemudian pada tanggal 20 Mei 1953 monumen ini di resmikan oleh Presiden Soekarno.
Fakta sejarah inilah yang rupanya kini mulai dilupakan oleh kebanyakan masyarakat kota Malang maupun para pengunjung monumen Tugu. Menurut pantauan Cendana News saat berada di monumen Tugu, cukup banyak pengunjung yang mendatangi monumen Tugu ini mulai orang tua, dewasa, anak-anak hingga anak sekolah yang masih menggunakan seragam juga sering mengunjungi monumen ini ketika mereka pulang pagi.
Kebanyak dari pengunjung yang datang ke monumen Tugu ini justru tidak mengetahui sejarah monumen Tugu. Mereka datang kesana hanya untuk bersenang-senang, foto-foto, bercengkrama dengan teman maupun pasangan.
Seperti yang dikatakan Ivayan yang datang bersama kedua temannya Windi dan Febri dengan masih menggunakan seragam sekolah. 
“Kami datang kemari hanya untuk refresing dan berfoto-foto ketika pulang pagi” ujar Ivayan.  Saat ketiganya Cendana News tanyakan tentang sejarah monumen Tugu, ketiganya kompak menggelengkan kepala dengan diikuti kata “Tidak Tahu”, meskipun sebenarnya di median jalan pintu masuk terdapat informasi sejarah monumen Tugu.
Mungkin ketidaktahuan para pengunjung tentang monumen Tugu bukan karena mereka tidak ingin mengetahui sejarahnya, tetapi menurut pengamatan Cendana News saat berada di lokasi ternyata informasi sejarah tentang monumen Tugu sangat minim. Informasi sejarah hanya terdapat di satu titik saja yaitu di median jalan pintu masuk, itupun hanya berupa plang atau papan dari besi yang sudah mulai berkarat dan beberapa hurufnya juga sudah memudar sehingga pengunjung malas untuk membaca informasi sejarah tentang Monumen Tugu. 
Lihat juga...