Proses pemakaman Burhan Muhammad |
Tren
- Liburan ke Negeri Nintendo
- Pagar Laut Mencuat, Kasus-Kasus Besar Senyap
- Arunika dalam Gulita, Eksplorasi Visual Puisi Karya Disabilitas Netra, Meriahkan 11 Tahun Selasa Sastra
- Kementerian Lingkungan Hidup Pasang Papan Peringatan di TPAS Basirih
- Menteri Kebudayaan Sampaikan Pentingnya Literasi dalam Memahami Perjuangan Palestina
- Presiden Prabowo Berpacu Melawan Waktu
- Jajaran Pejabat Uni Emirat Arab (UEA) Perluas Kerja Sama dengan Wakil Menteri Lingkungan Hidup Indonesia
- Menteri Kebudayaan Resmikan Monumen Keris di Sumenep
- Berkala: Legal Audit Aset Tanah
- Menteri Lingkungan Hidup Inspeksi Langsung ke Perairan Bekasi Terkait Dugaan Pemagaran Laut
CENDANANEWS (Yogyakarta) – Pemakaman Jenazah Duta Besar Indonesia untuk Pakistan di pemakaman Mondoliko, Mujamuju, Umbulharjo, Yogyakarta dilakukan secara militer karena saat kejadian Burhan Muhammad sedang dalam masa tugas.
Burhan Muhammad meninggal dunia setelah sempat dirawat di rumah sakit di Singapura, pada Selasa dinihari pasca kecelakaan helikopter di Pakistan.
“Beliau gugur dalam tugas negara dan ini memenuhi syarat untuk beliau dimakamkan secara militer sebagai penghargaan kepada almarhum,” kata Danrem 072/Pamungkas, Kolonel Infantri Stefanus Tri Mulyono, Danrem 072/Pamungkas, di Yogyakarta, Rabu (20/5/2015).
Pukul 09.00wib di rumah duka jenazah di adakan upacara pelepasan dari negara pada pihak keluarga. Hadir di tempat ini, mantan wakil presiden Budiono, Wakil Menteri Luar Negeri AM. Fachir,Gubernur DIY, Danrem 027 Pamungkas, Gubernur AAU, Dubes Pakistan untuk Indonesia serta pejabat BIN.
Pembacaan riyawat hidup Burhan Muhammad mengawali upacara pemakaman yang dilanjutkan dengan pembacaan Apel Persada oleh Inspektur Upacara, Gubernur AAU Marsekal Muda Abdul Muis.
Tepat pukul 10.30 WIB, tembakan salvo mengiringi penurunan jenazah ke liang lahat. Kedua putra Burhan Muhammad, Fitra Amrullah dan Yoga Sulistyo Burhan didampingi keluarga kemudian menaburkan bunga.
Makam Burhan berjarak 6 meter dari makam istrinya Hery Listyawati yang meninggal saat helikopter yang membawa Burhan dan istrinya serta sejumlah duta besar jatuh di pegunungan di Pakistan 8 Mei lalu. Hery Listyawati meninggal dalam peristiwa tersebut dan telah dimakamkan di tempat yang sama.
Burhan selama satu minggu mendapat perawatan di RS di Singapura. Namun pada Selasa 19/5/15 pukul 00.00 WIB, alumni Universitas Gadjah Mada ini menghembuskan nafas terakhirnya.
—————————————————-
Rabu, 20 Mei 2015
Jurnalis : Mohammad Natsir
Fotografer : Mohammad Natsir
Editor : ME. Bijo Dirajo
—————————————————-
Lihat juga...