Pesona Mentari Pagi Pantai Labuhan Haji NTB

Mentari Pagi di Pantai Labuhan Haji NTB
CENDANANEWS (Lombok Timur) – Selain Kota Tua Ampenan sebagai bekas Pelabuhan perdagangan peninggalan Belanda, di Pulau Lombok, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) juga terdapat bekas pelabuhan yang juga pernah menjadi pusat bersandarnya kapal-kapal perdagangan.
Termasuk sebagai pelabuhan pemberangkatan bagi masyarakat Pulau Lombok yang hendak berangkat menunaikan ibadah haji menuju Makkah, itulah sebabnya berdasarkan cerita dari warga setempat yang sebagiannya merupakan warga masyarakat keturunan bugis, kenapa disebut Labuhan Haji.
Terletak di bagian timur Kabupaten Lotim, sebagai bekas pelabuhan peninggalan zaman lampau, pantai Labuhan Haji sedikitnya juga meninggalkan sejarah dan sisa-siasa peradaban sebagai kota pelabuhan, di mana pusa pemerintahan Lombok Timur semasa di pimpin raja Selaparang berpusat di Labuhan Haji.
Oleh pemerintah Kabupaten Lotim masa pemerintahan Bupati Ali Bin Dahlan periode pertama, bekas Pelabuhan Labuhan Haji kemudian  kembali ditata dan dihidupkan kembali kembali sebagai pusat pelabuhan penyebrangan, terutama penyebrangan Lombok menuju Pulau Sumbawa NTB, namun pembangunan pelabuhan belum rampung, kontraktor proyek tersandung kasus korupsi dan mangkrak sampai sekarang.

Sebagaimana pantai lain di Pulau Lombok, pantai Labuhan Haji juga tidak kalan menarik menghabiskan liburan ahir pekan bermain pasir pantai dan menikmati keindahan pantai dan sinar keemasan mentari di pagi maupun sore hari sambil melihat kapal nelayan yang mondar mandir hendak menangkap ikan.
Kelebihan pantai Labuhan Haji dengan pantai lain, selain memiliki taman di sekitar pintu masuk maupun dalam pelabuhan yang ditumbuhi pepohonan rindang. Di bagian dalam pelabuhan juga terdapat areal cukup representatif sebagai tempat berolahra terutama olahraga lari. tidak heran di hari minggu pagi maupun sore hari, pantai Labuhan Haji tidak pernah sepi.
Tidak puas menikmati keindahan pantai dan mentari pagi maupun sore hari hanya dari pinggir pantai, pengunjung juga bisa menikmati dari tengah laut, sekitar dua kilometer dari pinggir pantai melalui jalanan beton yang menjorok ke tengah laut. Terdapat dua dua jalan besar memanjang ke tengah laut, yaitu bagian utara dan selatan sehingga berbentuk huruf “U”.
Pada bagian tengah kedua jalan memanjang tersebut juga terdapat dua jorokan jalanan kecil ke tengah lingkaran jalan. Dari sana pengunjung maupun wisata bisa menikmati secara lansung dan leluasa menikmati keindahan sinar kemeran sinar mentari dan birunya air laut pantai Labuhan Haji, duduk santai sambil selfy.
Bagi para fotografer jalanan yang menjorok ke tengah laut pantai Labuhan Haji juga sangat bagus sebagai tempat mengambil gambar, karena selain pantai, lensa camera juga bisa diarahkan ke Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) sebagai begron pengambilan gambar.
Sebab dari pantai Labuhan Haji, penampakan keindahan Gunung Rinjani diselimuti kabut memang terlihat sangat jelas terutama menjelang pagi maupun sore hari.
Meski demikian, dari sisi kebersihan memang masih sangat kurang diperhatikan pengunjung maupun masyarakat setempat, terutama di sepanjang pinggir pantai, banyak lapak warga yang berdiri tidak beraturan dan tertata rapi. Banyak di antara warga yang secara sembarangan membuang plastik bekas makanan di sekitar pinggir pantai.
Demikian juga dengan bagian dalam pelabuhan, meski sampah plastik  tidak ada, tapi rerumputan Nampak dibiarkan tumbuh liar, tanpa ada pemeliharaan, terutama pasca pembangunan proyek dermaga yang menghabiskan anggara dana miliaran rupiah, menjadikan pelabuhan kelihatan seperti bangunan tua tidak terurus. 
Padahal dengan potensi keindahan dimiliki kalau dikelola secara serius, pantai Labuhan Haji bisa menjadi objek wisata ramai kunjungan terutama bagi masyarakat Lombok Timur menghabiskan libur ahir pekan. Lokasi yang dekat dengan Kota Selong sebagai pusat pemerintahan tentu menjadi keistimewaan tersendiri bagi pantai Labuhan Haji.
Bagi anda yang berasal dari luar Pulau Lombok, untuk bisa menjangkau pantai Labuhan Haji dari Kota Mataram bisa menggunakan angkutan umum, sepeda motor maupun menggunakan mobil rencar, dengan lama perjalanan sekitar dua jam.

———————————————————- 
Kamis, 14 Mei 2015
Jurnalis   : Turmuzi
Fotografer : Turmuzi
Editor     : ME. Bijo Dirajo
———————————————————-
Lihat juga...