Tren
- Prabowo dan Kemerdekaan Palestina
- Pilkada 2024: Final Battle Pembajak Reformasi?
- Satu Bulan Prabowo-Gibran
- Menteri Kebudayaan Tekankan Pentingnya Mengembalikan Jati Diri Identitas Indonesia
- Menteri Kebudayaan: Revitalisasi KCBN Muarajambi sebagai Pusaran Ilmu Pengetahuan
- Menjadi Bagian dari Presiden
- Relawan Sorban 1 Sleman Deklarasikan Dukungan Ke Pasangan Kustini-Sukamto
- Apa Kabar Edukasi Idiologi Bangsa?
- BUMDES Haruslah Koperasi
- Kebijakan Perumahan dan Arsitektur Bangunan Nusantara
CENDANANEWS (Mengenal Jenderal Besar HM. Soeharto) – Pada tanggal 12 Juli 1997, Presiden Soeharto mendapat penghargaan Internasional dari badan PBB United Nation Development Programme (UNDP) atas keberhasilannya memerangi kemiskinan di Indonesia. Penghargaan itu diserahkan oleh Administrator UNDP Prof. DR. James Gustav Speth di Istana Merdeka, Jakarta.
Dalam laporan tahunan hasil pembangunan kemanusiaan (HDR) UNDP 1997 disebutkan Indonesia menduduki urutan 23 dari 78 negara berkembang dalam Indeks Kemiskinan Manusia (Human Poverty Index-HPI) dan urutan ke-99 diantara 175 negara secara keseluruhan.
Prestasi Presiden Soeharto tersebut tak terlepas dari suksesnya Program Jangka Panjang yang terangkum dalam tahapan REPELITA I-V (Rencana Pembangunan Lima Tahun) pada masa kepemimpinannya. Berikut ini grafik penurunan angka kemiskinan di Indonesia dari tahun 1970-1999:
Berdasarkan paparan Menteri Negara Kependudukan/Kepala BKKBN Haryono Suyono, Pada Repelita II pembangunan infrastruktur berupa saluran irigasi, jalan-jalan desa dan transportasi lebih digalakkan. Sarana dan prasarana sosial kemasyarakatan, untuk pendidikan, kesehatan, pasar dan lainnya ditingkatkan dengan dukungan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat. Menjelang penutup Repelita III, tahun 1984, Indonesia sanggup menghasilkan 25,8 juta ton beras, naik sekitar 100 persen dibandingkan produksi tahun 1969 saat dimulainya Repelita. Tingkat kemiskinan menurun menjadi sekitar 22 persen. Pada tahun 1993, akhir PJP I, atau akhir Repelita V, angka kemiskinan telah bisa ditekan menjadi sekitar 13,7 persen, prestasi yang menakjubkan. Prestasi itu berlanjut dan pada tahun 1996 kemiskinan berhasil diturunkan menjadi 11,6 persen.
Berikut ini tabel data indikator Indeks Pembangunan Manusia yang terdiri dari angka harapan hidup, angka kematian bayi, dan angka buta huruf.
Tahun 1984 adalah awal PJPT II sebagai masa pembangunan 25 tahun berikutnya. Pada tanggal 27 Desember 1993 Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden nomor 5 Tahun 1993 tentang upaya pengentasan kemiskinan di desa-desa tertinggal yang kemudian terkenal sebagai Program Inpres Desa Tertinggal (Program IDT). Pada tanggal 1 April 1994 Program IDT dimulai pada sekitar 20.000 desa yang sangat tertinggal. Sampai dengan tahun 1996 cakupannya menjangkau sekitar 28.223 desa tertinggal dengan program-program modal bergulir, bantuan sarana pendukung dan pendampingan.
Berikut grafik perbandingan Indeks Pembangunan Manusia dengan negara-negara ASEAN:
Namun keberhasilan-keberhasilan yang dicapai Presiden ke-2 Republik ini tidak serta merta disambut positif oleh bangsanya sendiri, setelah penghargaan Internasional itu diberikan, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Presiden republik Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998 oleh karena desakan sekelompok masyarakat yang menamakan dirinya Kaum Reformasi 98.
————————————————————–
Kamis, 14 Mei 2015
Penulis : Gani Khair
Editor : Sari Puspita Ayu
————————————————————-
Lihat juga...