Hutan Tanaman Industri |
BANGKA – PT.Bangka Nesia membantah perusahaannya telah melakukan aktivitas pengeboran eksplorasi Hutan Tanaman Industri (HTI) di Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan (Basel).
Direktur PT.Bangka Nesia Jayadi menegaskan, isu tentang kegiatan pengeboran perusahaannya, jelas dan sungguh keliru.
Jayadi saat di wawancara |
“Informasi ini yang harus kita diluruskan. Ada yang mengatakan kami melakukan pengeboran, padahal tidak ada. Kalau memang ada pengeboran, saya mau minta bukti berupa foto atau dimana titik koordinat pengeborannya. Kalau ada titik koordinatnya biar sama–sama kita cek kebenaranya,”jelasnya.
Hutan Tanaman Industri (HTI) milik PT Bangka Nesia adalah usaha hutan untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur sesuai dengan tapaknya dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan kayu maupun non kayu.
“Hutan HTI itu adalah hutan produksi. Dan selama ini kita tidak pernah melarang warga untuk masuk dan tidak ada menutup portal. Apalagi sampai dikatakan warga susah mengambil kayu. Kami tidak pernah melarangnya, kalau untuk dijual memang kami melarangnya,” jelas Direktur PT.Bangka Nesia Jayadi belum lama ini.
Diungkapkanya, PT Bangka Nesia merupakan perusahaan yang diberi amanah dengan izin usaha pemanfaatan kayu pada hutan tanaman industri di hutan produksi seluas 51.205 ribu hektare yang ditandatangani Menteri Kehutanan RI.
Dimana perusahaan PT Bangka Nesia merupakan salah satu perusahaan HTI di Indonesia yang melakukan pengelolaan hutan secara berkelanjutan dengan cara agroforestrisistem artinya melakukan pengelolaan membangun hutan dari berbagai sumber daya, baik dari sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
Jayadi menambahkan mengerjakan HTI Bangka Nesia ini tentunya mengikuti semua amanah dan tata aturan yang sudah diberlakukan Kementrian Kehutanan dimana dalam luas 51.205 ribu hektare tersebut ada terbagi beberapa kelompok yaitu tanaman pokok. Tanaman pokok ini adalah tanaman yang akan kita usahakan yang maksimalnya sampai 70 persen.
“Lalu ada kelompok tanaman unggulan, tanaman yang merupakan ciri daerah Bangka seperti melangir, tanaman nato yang dulunya merupakan tanaman primadona atau tanaman habitat asli Bangka hinga 10 sampai 20 persen dan ada kelompok lagi tanaman kehidupan,”ungkap ahli kehutanan ini.
——————————————————-
Selasa, 16 Juni 2015
Jurnalis : Rusmin Toboali
Fotografer : Rusmin Toboali
Editor : ME. Bijo Dirajo
——————————————————-