PBVSI Papua Target Raih Dua Emas di PON XIX Bandung

JAYAPURA — Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Provinsi Papua menargetkan raih emas dalam kategori voli indoor dan outdoor di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Bandung, Jawa Barat tahun 2016 mendatang.
“PON 2008, kami bawa pulang 2 emas dari 4 emas yang tersedia di cabang bola voli. saya pikir, minimal untuk 2016 mendatang, kami dapat pertahan itu, kalau bisa lebih banyak lagi,” kata Ketua PBVSI provinsi Papua, Brigjen Pol Paulus Waterpauw usai menggelar rapat bersama dengan seluruh pengurus dan jajaran pengurus dari Kabupaten Kota, Se-Papua pada salah satu hotel berbintang di Kota Jayapura, Selasa (01/09/2015).
Brigjen Pol Paulus Waterpauw

Menurutnya, pertemuan tersebut tujuannya untuk mematangkan organisasi dalam persiapan cabang bola voli tuk perwakilan Papua nanti dapat meraih prestasi, di PON 2016 di Bandung, Jawa Barat.

Namun, sebelumnya ia bersama pengurus tingkat provinsi dan kabupaten kota telah membahas kesiapan dan persiapan sebagai tuan rumah pra pon untuk wilayah IV, Bali, NTT, NTB, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat, yang akan dilaksanakan di Kota Jayapura pada tanggal 17-24 Oktober mendatang.
“Sebagai tuan rumah dan juga pengurus Bola Voli provinsi Papua, saya, walikota dan teman-teman pengurus merapatkan barisan untuk membahas terkait hal ini,” ujarnya.
Menurutnya, bola voli putri outdoor dan voli putri indoor, mempunyai prestasi yang sangat bagus, karena skillnya berimbang dengan daerah yang lain. “Sekarang kesiapannya tentang kesiapan mentalitas para pemain,” kata Waterpauw yang juga orang nomor satu di Polda Papua.
Sedangkan hal lainnya, telah dilakukan dengan baik. “Memang masih ada halangan, tantangan dan hambatan. Tetapi kami pikir dengan sebuah tekad bersama, niat yang baik, kami dapat mencapai prestasi yang baik,” tuturnya.
Pihaknya berkeinginan, Papua menjadi gudang atlit bola volly tuk berkontribusi kepada negara Indonesia. “Kami mencoba merekrut pemain-pemain lokal asal Papua, dan saya paling tidak suka merekrut pemain dari luar Papua. Saya secara pribadi kurang setuju dengan itu, artinya disini ada kegagalan dalam merekrut dan mendidik atlit lokal,” katanya.
Organisasi seperti ini, lanjutnya, membutuhkan keseriusan dan kesungguhan yang kuat disertai komitmen. Sehingga para pengurus, rela tuk mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran serta dana yang mencukupi.
“Tidak semua orang bisa mengurus itu. Kita lihat semua, berbagai cabang olahraga di Indonesia, hanya panas dingin saja keadaannya, panas dalam arti kalau nanti jelang satu momen, baru dipersiapkan, setelah itu dingin kembali. Saya pikir cobalah KONI mencoba ubah pola seperti ini,” ujarnya
SELASA, 1 SEPTEMBER 2015
Jurnalis       : Indrayadi T Hatta
Foto            : Indrayadi T Hatta
Editor         : ME. Bijo Dirajo
Lihat juga...