MINGGU, 27 DESEMBER 2015
Jurnalis: Charolin Pebrianti / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Charolin Pebrianti
PONOROGO—Musim hujan dimanfaatkan oleh sebagian besar petani untuk mulai menanam. Tak terkecuali, petani padi di Desa Kunti Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo.

Widodo (55 tahun), salah satu petani mengaku senang dengan ketersediaan benih yang bisa didapatkan di toko pertanian.
“Harga benih Varietas Logawa per 5 kilogram dihargai Rp 80 ribu. Harga ini masih terjangkau oleh petani, tidak ada kenaikan” terangnya kepada Cendana News, Minggu (27/12/2015).
Sedangkan pekerja atau buruh tani yang dipekerjakan sedikit sulit ditemui di Ponorogo, pasalnya urbanisasi (perpindahan penduduk desa ke kota) yang mayoritas dilakukan oleh anak muda membuat pekerjaan menanam padi pun jadi pekerjaan ibu-ibu di desa.
“Untuk pekerja, saya mencari dari desa sebelah dan pekerjanya ibu-ibu, kalau di desa sendiri sulit mencari pekerja,” ujar bapak tiga orang ini.
Selain permasalahan pekerja, masalah pupuk pun timbul. Ketersediaan pupuk di Ponorogo bisa dipenuhi asal melakukan pemesanan terlebih dahulu.

“Harga pupuk disini menurut penjual sudah disubsidi pemerintah, hanya saja besarannya berapa saya tidak tahu,” ucapnya.
Widodo menjelaskan, daftar harga pupuk di Ponorogo adalah Urea Rp 95 ribu, ZA Rp 75 ribu, Phonska Rp 120 ribu, SP36 Rp 105 ribu per 50 kilogram untuk satu karung.
“Hanya saja, pupuk phonska tersedia jika petani memesan terlebih dahulu,” tandasnya.
Ia berharap dengan ketersediaan benih, musim yang mendukung, tenaga kerja cukup, serta pupuk dapat terpenuhi bisa menghasilkan panen padi yang melimpah.
“Saya berharap hasil panen melimpah, dan harga jual tinggi sehingga bisa mendapatkan keuntungan,” pungkasnya.