Katong Bukan RMS

SENIN 25 APRIL 2016
Editor : Rustam Djamaluddin
CATATAN JURNALIS — Sebagian besar orang memaknai Republik Maluku Selatan (RMS) adalah sekelompok orang perusuh yang tidak puas akan kebijakan pemerintah Indonesia sehingga mencoba pisah  dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


Lantas atas dasar apa  memvonis orang Maluku itu RMS? Benarkah RMS adalah sekelompok perusuh? Disayangkan jika pemikiran langsung mengklaim atau mengeneralisir serta dipakai untuk menyelesaikan setiap masalah gerakan kelompok kecil itu di Maluku.
Hemat saya, untuk menjustifikasi tentang suatu kelompok setidaknya harus memahami sejak awal terbentuknya kelompok itu sampai  sekarang. Stigma orang Maluku itu RMS, wajib ditiadakan atau dihilangkan karena sangat menyinggung orang Maluku secara kolektif. 
Jangan hanya mengambil potongan, penggalan yang tidak mampu menuntaskan masalah.
Akar persoalan harus didudukan. Tujuannya, menyelesaikan masalah tentang RMS itu sendiri agar mereka sadar. Dengan menyebut orang Maluku itu RMS hal itu kecelakaan berpikir.
Katong (Kami-red) Bukan RMS, karena buktinya sampai sekarang katong adalah Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak intelektual, jika penyelesaian dilakukan dengan cara rusuh. Itu bukan penyelesaian masalah.
RMS bukan perusuh yang sekadar melakukan tindakan spontanitas, namun gerakan kelompok kecil ini merupakan gerakan ideologis yang sudah berjalan berpuluh-puluh tahun.
Mungkin saja, ada kaderisasi yang terorganisir selama ini, sehingga gerakan mereka tetap eksis.
Mungkin pula ada basis mereka sejak awal RMS itu berdiri, dengan memanfaatkan sedikit celah kekeliruan pemerintah yang menganggap mereka (RMS-red), sebagai kekuatan yang tidak diperhitungkan, sehingga mereka tetap eksis.
Secara simbolik orang Maluku mengenal RMS ketika ada bendera empat warna itu (Merah Hijau Putih Biru) dikibarkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab (secara diam-diam). Bahkan sampai saat ini ada orang Maluku yang tidak mengetahui jenis bendera empat warna  yang disebut Benang Raja tersebut seperti apa.
Catatan penting untuk kita semua, sejarah nasionalisme orang Maluku itu sudah terbentuk dan sangat terukur sejak zaman kolonialisasi di Indonesia.
Mau bukti? Desember 1947 Maluku salah satu daerah dari tiga tempat yang ikut andil mengakui kedaulatan NKRI, dengan jalan mengibarkan Bendera Merah Putih.
Masing-masing di Den Haag Belanda, Maluku tepatnya di Negeri Hitumessing Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, dan Provinsi Yogyakarta.
Maluku adalah bagian dari penentu kedaulatan NKRI, bukan pelengkap NKRI.
KATONG BUKAN RMS, KATONG TETAP WARGA NKRI(Samad Vanath Sallatalohy) 
Lihat juga...