KAMIS 22 DESEMBER 2016
JAKARTA–Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) beberapa saat yang lalu baru saja selesai mengadakan jumpa pers terkait dengan perkembangan terkini penanganan paska gempa 6,5 Skala Richter yang melanda sebagian wilayah Provinsi Nangroe Aceh Darusallam (NAD) yang terjadi pada sekitar pukul 05:03.36 WIB tanggal 7 Desember 2016.
Willem Rapangilie, Kepala BNPB saat jumpa pers di Jakarta. |
Hingga hari ini, Kamis (22/12/2016) BNPB melaporkan total 104 orang dipastikan telah meninggal dunia akibat gempa Aceh, korban luka berat sekitar 267 orang, sedangkan jumlah konan luka ringan dilaporkan sekitar 127 orang. Sedangkan total warga masyarakat yang mengungsi diperkirakan sekitar lebih dari 85 ribu.
“BNPB melaporkan total anggaran untuk keperluan rehabilitasi dan rekonstruksi daerah terdampak langsung paska Gempa 6,5 Skala Richter tersebut diperkirakan sekitar 3,5 triliun rupiah, sementara itu sebagian besar rumah dan bangunan yang mengalami kerusakan berat hingga sedang sudah mendapatkan bantuan dana dari Pemerintah dengan yang bervariasi tergantung pada tingkat kerusakannya,” kata Kepala Pusat BNPB Willem Rampangilei, saat jumpa pers di Kantor BNPB, Pramuka, Jakarta Timur, Kamis siang (22/12/2016).
BNPB juga melaporkan bahwa masa tanggap darurat penanganan paska gempa di Aceh dinyatakan sudah selesai dan tidak diperpanjang terhitung sejak 20 Desember 2016. Selanjutnya mulai tanggal 21 Desember 2016 hingga 20 Maret 2017 telah masuk dalam tahap pemulihan (recovery) selama kurang lebih 90 hari atau 30 hari kedepan.
Sebelumnya diberitakan bahwa pelaksana tugas harian (Plt) Gubernur Provinsi NAD yaitu Soedarmo sempat mengumumkan pemberlakuan masa tanggap darurat selama 14 hari terkait dengan kegiatan penanganan paska gempa 6,5 Skala Richter (SR) yang melanda sebagian wilayah Aceh, yaitu mulai tanggal 7 hingga tanggal 20 Desember 2016.
Jurnalis: Eko Sulestyono/Edit: Irvan Sjafari/Foto: Eko Sulestyono