Maksimalkan Tabur Puja, Posdaya Jingga Pakai Cara Getok Tular


SENIN 19 DESEMBER 2016
JAKARTA—Dalam pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan, Posdaya Jingga menyerahkan pembinaan sepenuhnya baik dari program kegiatan sampai penyebaran informasinya untuk dikelola Sekretaris Posdaya Jingga, Drs. Sunaryana Eko Pamungkas FX. 

Drs. Sunaryana Eko Pamungkas FX, Sekretaris Posdaya Jingga.

Dalam proses penyampaian informasi kepada masyarakat mengenai kegiatan pendidikan Kejar Paket A sampai C ini Posdaya Jingga menerapkan cara sederhana bernama “Getok Tular”. Maksudnya adalah, Posdaya Jingga melalui Eko Pamungkas beserta Tim lapangan akan turun kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat itu sendiri seperti Karang Taruna, rapat RT/RW sampai kegiatan Ibu PKK. 

“Di sanalah kami menghimbau sekaligus mengajak masyarakat untuk turut bergabung dalam Program Tabur Puja baik itu kewirausahaan maupun pendidikan. Mengawali dari satu orang misalnya Ketua RT/RW maupun Ketua Ibu PKK, dan akhirnya menyebar kepada warga. Lalu dari warga yang sudah ikut nantinya menyebar informasinya kepada warga yang belum ikut program kami. Itulah maksud dari “Getok Tular”. Jika dalam istilah sehari-hari sama dengan dari mulut ke mulut,” terang Eko Pamungkas kepada Cendana News.
Khusus dana pengadaan pendidikan didapat dari menyisihkan sedikit keuntungan Posdaya melalui simpan pinjam Tabur Puja. Keuntungan dalam arti bunga yang dikenakan bagi para kreditur atau peminjam dana baik itu dana untuk wirausaha maupun untuk pendidikan. Sekitar 4% keuntungan kegiatan simpan pinjam Tabur Puja yang didapat Posdaya Jingga disalurkan untuk mewadahi pendidikan warga tidak mampu di wilayah kerja Posdaya Jingga bahkan tidak menutup kemungkinan masyarakat di luar wilayah kerja Posdaya yang tahu informasi adanya program pendidikan kejar paket A,B dan C.
Grafik perkembangan Tabur Puja Posdaya Jingga untuk dua tahun terakhir ini cukup bagus. Walau dari 200 anggota hanya sekitar 130-140 orang yang aktif dalam simpan pinjam, namun angka itu tidak serta merta didapat aka tetapi secara berkala bulan demi bulan sampai tanpa terasa sudah dua tahun mengalami peningkatan. Dari tahun pertama bulan pertama hanya 4-10 orang sampai menjulang tinggi 140 orang kreditur selama dua tahun adalah pencapaian yang cukup membanggakan.
Adapun pengintegrasian antara kewirausahaan dan pendidikan di Posdaya Jingga melalui Program Tabur Puja yang dijalankan bukan tanpa dasar pemikiran. Menurut Eko Pamungkas, keterkaitan antara wirausaha dan pendidikan itu ada benang merahnya.
“Jadi begini, jika seseorang tidak melakukan kegiatan apa-apa setiap hari di rumah, saat ditanya jawabannya pasti karena tidak ada yang bisa dikerjakan. Entah karena malas atau memang tidak ada pekerjaan atau usaha. Lalu coba dikerucutkan pertanyaan dengan mengapa tidak coba berwirausaha, jawabannya karena tidak punya uang atau modal usaha. Nah, begitu ditelisik ternyata orang tersebut hanya memiliki pendidikan Sekolah Dasar sehingga mempengaruhi cara berfikirnya sekaligus membuat semua badan keuangan baik negeri maupun swasta berpikir dua kali untuk meloloskan kredit lunak bagi orang itu,” jelas Eko.
Di sinilah Koperasi harus hadir bagi masyarakat. Hadir bukan sebagai pemberi pinjaman saja akan tetapi hadir sekaligus membuka tabir pendidikan bagi masyarakat. Begitu menurut Eko Pamungkas. Dan Posdaya Jingga berusaha seperti itu dengan mengintegrasikan kewirausahaan dan pendidikan dalam menjalankan Program Tabur Puja. Intinya tanpa pendidikan, masyarakat juga sulit berkembang, walau dalam kasus tertentu ada yang berhasil berkembang tanpa mengenyam sedikitpun pendidikan formal (hanya mengandalkan wirausaha). Akan tetapi dalam menghadapi jaman yang terus berkembang, pendidikan tetap diatas segala-galanya, baik itu pendidikan formal maupun pendidikan agama untuk membentuk moral manusia.
“Kalau begitu sudah ketemu benang merahnya, bukan? Oleh karena itulah Posdaya Jingga berkomitmen untuk integrasikan antara wirausaha dan pendidikan,” pungkas Eko.
Usaha tim lapangan Posdaya Jingga yang dipimpin Eko Pamungkas memang berat. Turun langsung ke masyarakat untuk menginformasikan kegiatan Posdaya bukan perkara mudah. Butuh energi dan komitmen yang kuat dalam melakukan hal tersebut. Tapi dengan “Getok Tular” itulah semua bisa diatasi. Dengan memanfaatkan bagaimana informasi itu bisa bergerak dari satu orang ke orang lainnya, disitulah diyakini timbul keingintahuan dari warga. Selanjutnya dari keingintahuan tersebut muncul niat untuk datang meminta informasi secara langsung serta ikut bergabung dengan mendatangi sekretariat Posdaya Jingga.
Eko Pamungkas saat ikut mengajar kelas khusus Kejar Paket B di Posdaya Jingga.
Jurnalis: Miechell Koagouw/Editor: Irvan Sjafari/Foto: Miechell Koagouw
Lihat juga...