“Untuk PIK-R Jingga, kami bekerja sama dengan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan mendatangkan secara khusus baik dokter maupun psikolog menangani beragam permasalahan remaja sampai pemuda dewasa ini. Dari kenakalan remaja, edukasi bahaya HIV AIDS sampai bahaya narkoba. Semua itu kami lengkapi dengan membina para konselor sebaya atau konselor muda demi menangani para remaja yang bermasalah,” lanjut Suwartini lagi.
Bahkan, masih menurut Suwartini, dari 46 anak remaja binaan Posdaya Jingga belakangan ini ada dua orang yang memang sudah positif mengidap HIV AIDS. Penanganan secara psikologis maupun edukasi kesehatan dilakukan kepada keduanya dengan intensif dalam suasana kekeluargaan yang hangat.
“Kami menjadi keluarga kedua bagi mereka. Jadi sudah tugas kami untuk terus melakukan pendampingan serta bimbingan sampai mereka terlepas dari kekalutan akan penyakit tersebut sekaligus sangat berharap sebuah keajaiban bahwa mereka bisa terlepas dari penyakit itu,” papar Suwartini.
Dengan mengedepankan konselor muda atau konselor sebaya dalam penanganan remaja bermasalah khusus, Posdaya Jingga meyakini pesan-pesan yang disampaikan bisa lebih terbahasakan dengan baik serta diterima oleh para remaja. Terobosan ini adalah kreatif dan inovatif mengingat selama ini penanganan remaja kerap sulit karena para konselornya memiliki usia terpaut sangat jauh dengan remaja yang bermasalah tersebut. Sehingga terkadang seorang remaja merasa terlalu digurui orang yang lebih tua.
“Saatnya merubah gaya penanganan seperti itu,” kata Suwartini.
Bagi Suwartini, Posdaya adalah jawaban sebenarnya bagi program-program pemberdayaan maupun penanganan masyarakat yang digelontorkan pemerintah belakangan ini. Posdaya menyatukan semua aspek pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya. Bahkan lebih lanjut, menurut Suwartini, Posdaya menjalankan fungsi koordinatif untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat dari kesehatan, pendidikan, ekonomi, lingkungan dan keagamaan.