Posdaya Jingga: Pendidikan Memutus Rantai Kemiskinan Masyarakat


SENIN, 19 DESEMBER 2016

 
JAKARTA — Program Pendidikan yang diadakan Posdaya Jingga adalah Kejar Paket A untuk penyetaraan ijazah Sekolah Dasar, Kejar Paket B untuk penyetaraan ijazah Sekolah Menengah Pertama dan Kejar Paket C untuk penyetaraan ijazah Sekolah Menengah Atas. Para guru yang diambil adalah guru-guru aktif di sekolah-sekolah wilayah Jakarta Selatan maupun pensiunan guru yang memang masih bisa dikaryakan di Posdaya sebagai tenaga pengajar.
Theresia Pamungkas saat berkomunikasi dengan anak-anak
didiknya di Posdaya Jingga.
 Salah satu guru adalah Theresia Pamungkas, pensiunan guru dari Yayasan Pangudi Luhur pada 2011. Di usia indahnya kini, ia masih turut diberdayakan pemerintah di SDN 05 Cipete Selatan untuk mengisi posisi pengajar Bahasa Indonesia sesuai bidang akademik Theresia. Posdaya Jingga akhirnya ikut meminta beliau berkontribusi sebagai tenaga pengajar dalam kegiatan sosial di bidang pendidikan.
“Saya pensiun dari Pangudi Luhur usia 56 tahun. Lalu di usia sekarang ini, saat menginjak 62 tahun, masih dipercaya mengajar di SDN 05 Cipete Selatan. Puji Tuhan, Posdaya juga mempercayai saya untuk turut serta membantu anak-anak didik Kejar Paket A sampai C. Semoga bisa membantu dengan sisa tenaga dan pengetahuan yang saya miliki,” ucap Theresia kepada Cendana News.
Jumlah pertemuan Theresia dengan anak didiknya di Posdaya Jingga hanya sekali dalam seminggu dengan durasi satu jam. Total dalam satu bulan ia hanya empat jam mengajar Bahasa Indonesia di Posdaya Jingga. Menurut Theresia, itu tidak cukup membentuk para siswa. Oleh karena itulah, ia menggunakan metode pembelajaran yang menurutnya sangat familiar di era pemerintahan Orde Baru yakni, Cara Belajar Siswa Aktif atau disingkat CBSA. Metode CBSA yang diterapkan Theresia dalam bentuk memperbanyak latihan soal yang kemungkinan akan keluar saat ujian atau sesuai kisi-kisi ujian. Soal-soal biasanya diambil dari internet maupun buku-buku rangkuman ujian Bahasa Indonesia pada tahun-tahun sebelumnya yang didapatkan Theresia di toko-toko buku terdekat. 
 
Theresia Pamungkas (berkaca mata) seorang tenaga pengajar senior
di Posdaya Jingga.
 “Jadi ada bayangan mengenai materi ujian yang akan dihadapi anak-anak nanti. Selain itu, dengan soal-soal tersebut, saya bisa secara langsung melakukan pembahasan jawabannya dengan siswa. Artinya, kami di sini merangsang bagaimana siswa juga aktif belajar atau mengajarkan Cara Belajar Siswa Aktif kepada murid-murid di sini,” tambah Theresia.
Dimintai tanggapan mengenai metode pengajaran guru di Posdaya Jingga, Ketua Posdaya, Hj. Suwartini Djuwarno menyerahkan sepenuhnya pada bagian pendidikan Posdaya serta para guru. Artinya, Suwartini hanya ingin bagaimana anak-anak didik yang ikut Paket Belajar penyetaraan ijazah di Posdaya Jingga bisa berkembang sesuai keinginan mereka masing-masing.
“Pada intinya, untuk memutus mata rantai kemiskinan di masyarakat, salah satunya adalah dengan memajukan pendidikan bagi masyarakat itu sendiri. Cara yang digunakan atau metodenya bisa berbagai cara, akan tetapi tujuan akhirnya pasti sama, yaitu memajukan standar pendidikan masyarakat demi mengentaskan kemiskinan,” ungkap Hj. Suwartini kepada Cendana News. Sedangkan bagaimana kunci keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi Theresia hanya ada dua kata, yakni rajin baca atau bisa diperhalus dengan gemar membaca. Menggalakkan gemar membaca akan menumbuhkan ketelitian pada diri seorang anak. Setelah ia bisa teliti, otomatis ia bisa mendalami mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
 “Bahasa Indonesia kerap dianggap mata pelajaran mudah, namun mengapa anak didik sering mendapat nilai kurang memuaskan di pelajaran Bahasa Indonesia sementara bahasa asing lainnya bisa bagus? Itulah kendalanya, yakni kurang gemar membaca sehingga mereka tidak teliti. Hubungannya dengan masa depan anak-anak itu juga positif sekali, karena dengan gemar membaca mereka tidak buta informasi sehingga mereka tumbuh menjadi anak-anak yang cerdas dan pintar serta bisa mendapatkan pekerjaan yang layak atau menjadi wirausahawan kelak. Terputuslah rantai kemiskinan itu,” pungkas Theresia.
Untuk membudayakan gemar membaca, Posdaya Jingga juga banyak mengoleksi buku-buku di almari ruangan belajar yang bisa diakses semua anak didik Posdaya Jingga setiap saat. Modul-modul singkat juga kerap dibuatkan setiap guru yang mengajar di Posdaya Jingga agar semua murid bisa membaca walau berada di rumah sekalipun.

Jurnalis: Miechell Koagouw / Editor: Satmoko / Foto: Miechell Koagouw 

Lihat juga...