Titiek Soeharto Menyalurkan Dana Bantuan Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan untuk Korban Gempa Aceh

SABTU, 17 DESEMBER 2016

Oleh: Koko Triarko

CATATAN JURNALIS — Titiek Hediati Soeharto menyalurkan bantuan uang senilai total Rp. 500 Juta kepada korban bencana gempa bumi di Pidie Jaya, Nangroe Aceh Darussalam, yang menelan lebih dari 100 korban jiwa meninggal dunia, ratusan warga luka-luka dan puluhan bangunan roboh, Jumat (16/12/2016).
Titiek Soeharto meninjau salah-satu lokasi pengungsian korban gempa di Pidie Jaya, Aceh.
Dana bantuan sebesar Rp. 500 Juta disalurkan kepada para korban bencana gempa bumi di Pidie Jaya, Aceh, merupakan bantuan dana kemanusiaan yang berasal dari Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan (YDGRK) Siti Hartinah Soeharto sebesar Rp. 250 Juta, Yayasan Dharma Bakti Sosial (DHARMAIS) sebesar Rp. 150 Juta, Yayasan Dana Abadi Karya Bakti (DAKAB) sebesar Rp. 50 Juta dan Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) sebesar Rp. 50 Juta.
Titiek Soeharto, dalam siaran persnya mengatakan, bantuan dana tersebut diberikan setelah Tim YDGRK berkoordinasi dengan Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Aceh, yang kemudian menyebut begitu besarnya korban gempa bumi di Pidie Jaya, sehingga dibutuhkan berbagai bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

“Bantuan yang tidak seberapa besar ini merupakan bentuk kepedulian kemanusiaan YDGRK Siti Hartinah Soeharto. Semoga bisa bermanfaat mengurangi beban penderitaan para korban. Bantuan ini semoga juga tidak dilihat dari jumlahnya, namun dari makna yang terkandung di dalamnya, sebagai wujud kepedulian yayasan sesuai misi pendirian yayasan,” ujar Titiek.
Kedatangan Titiek Soeharto di Aceh kali ini merupakan yang kedua kali, setelah pada 26 Desember 2006, silam, Aceh dilanda bencana tsunami. Sementara itu, sejak berdirinya pada 1986, YDGRK selama ini telah menyalurkan sumbangan dana kemanusiaan korban bencana alam seperti banjir, banjir bandang, gempa bumi, gunung meletus dan sebagainya yang terjadi di berbagai daerah di dalam dan luar negeri sebesar Rp. 56,5 Miliar.
Penyerahan dana bantuan YDGRK untuk korban gempa di Pidie Jaya, Aceh
“Pengurus yayasan menyampaikan rasa simpati dan keprihatinan yang mendalam atas penderitaan yang dialami saudara-saudara kita para korban bencana alam tersebut. Semoga Tuhan Yang Esa memberikan keteguhan hati dan ketabahan dalam menghadapi cobaan itu,” ungkap Titiek.
Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan Siti Hartinah Soeharto (YDGRK) merupakan yayasan kemanusiaan yang diinisiasi oleh Ibu Tien Soeharto. Saat itu, pada 14 November 1985, Ibu Tien Soeharto tergetar oleh pidato Presiden Soeharto yang disampaikan dalam momentum peringatan ke-40 tahun berdirinya Organisasi Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (Food and Agriculture Organization of The United Nation Organization/ FAO UNO) di Roma.
Dalam pidato tersebut, Presiden Soeharto menjelaskan sekaligus berbagi pengalaman atas keberhasilan Indonesia mencapai swasembada beras. Di depan sidang itu, Presiden Soeharto menyatakan, sebagai ungkapan rasa syukur bangsa Indonesia dan ungkapan simpati para petani Indonesia kepada sesama petani yang sedang bergumul dalam perjuangan memperbaiki nasib, maka para petani Indonesia secara gotong-royong dan sukarela berhasil mengumpulkan gabah sebanyak 100.000 Ton.
Presiden Soeharto mengungkapkan, para petani Indonesia telah memintanya untuk menyerahkan gabah itu kepada FAO, untuk selanjutnya diteruskan kepada saudara-saudara mereka dengan keluarganya yang mengalami kelaparan di berbagai kawasan, khususnya di Benua Afrika.
Pidato itu ternyata menyentuh sikap batin Ibu Tien Soeharto, sehingga berkaca dari peristiwa itu Ibu Negara RI Tien Soeharto tersebut menyadari, jika bencana alam bisa terjadi kapan saja, di mana pun, dan tak terduga. Sementara itu, Indonesia pada saat itu belum memiliki alokasi anggaran yang memadai untuk menghadapi kejadian-kejadian bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu dan tiba-tiba.
Karenanya, Ibu Tien Soeharto kemudian mencetuskan gagasan untuk menggerakkan solidaritas masyarakat dalam pengumpulan dana dari seluruh lapisan masyarakat yang mampu, sebagai dana siaga bencana yang sangat dibutuhkan untuk meringankan beban penderitaan sesama akibat musibah kemanusiaan.
Gagasan tersebut kemudian disampaikan dalam sebuah pertemuan di Istana Bogor pada 30 Maret 1986, dan mendapat simpati dan dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat serta para pengusaha nasional kala itu, yang memiliki kepedulian besar terhadap masalah-masalah sosial kemanusiaan. Lalu, dibentuklah Panitia Dana Gotong Royong Kemanusiaan.
Titiek Soehaerto di lokasi bencana gempa bumi di Pidie Jaya, Aceh.
Status kepanitiaan itu kemudian ditingkatkan menjadi Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan (YDGRK), dan hingga kini YDGRK telah berpartisipasi dalam meringankan beban kemanusiaan dalam 781 kejadian bencana di 1.054 lokasi, baik di dalam dan luar negeri. Termasuk korban musibah bencana Terowongan Mina di Mekkah dan korban perang Teluk Persia (melalui PMI -red).
Keberadaan Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan itu sedemikian murni muncul dari lubuk hati terdalam seorang Ibu Negara RI, Tien Soeharto, sebagaimana terlihat dalam sebuah puisi kemanusiaan yang dibuat sendiri oleh Ibu Tien Soeharto, demi melihat pedihnya penderitaan manusia akibat beragam bencana. Berikut ini puisi Ibu Tien Soeharto, yang sedemikian pula terasa menyentuh kesadaran nurani manusia;
Di luar tak kentara
Di dalam hati terasa
Di lubuk hati turut berduka
Tekadku satu untuk bersama
Ceria-mu, ceria-ku
Bahagia-mu, bahagia-ku
Penderitaan-mu, penderitaan-ku
Maka tekadku satu
Hartaku sebagian untukmu
Tuhan Maha Besar dan Maha Sempurna
Apa yang kita bagi dengan sesama
Kelak pasti mendapat pahala
Yang suci dan berlipat ganda
Amien !

Penulis : Editor Cendana News / Foto : CendanaNewsIstimewa

Lihat juga...