Mengintip Sawah Bertingkat, Kearifan Lokal Petani Detusoko Ende

MINGGU, 22 JANUARI 2017

ENDE — Areal persawahan lazimnya berada di tanah rata dan kebanyakan berada dalam satu hamparan luas. Ini juga terjadi di hampir semua wilayah persawahan di Flores sebuah wilayah yang dapat dikategorikan gersang di sebagian wilayahnya.

Sawah bertingkat di desa Detusoko Barat kecamatan Detusoko

Namun kelaziman ini tidak terjadi di desa Detusoko Barat kecamatan Detusoko kabupaten Ende. Di desa ini struktur sawah yang ditanami padi dibuat bertingkat dan ini sudah berlangsung sejak zaman nenek moyang penduduk Detusoko mulai menanam padi di sawah. Tak ada yang tahu pasti sudah berapa generasi swah di daerah ini bentuknya bertingkat.

Desa Detusoko Barat sesuai data yang diberikan kepala desa Detusoko Barat Ambrosius Rawi kepada Cendana News di rumahnya, Sabtu (14 /1/2017), memiliki jumlah penduduk sebanyak 776 jiwa atau 208 kepala keluarga (KK).Sebanyak 310 orang berprofesisebagai petani dimana 228 orang laki-laki dan 22 lainnya perempuan.

Martinus Paru salah seorang petani desa DetusokoBarat yang memiliki lahan sawah bertingkat di wilayah perbukitan

Desa Detusoko Barat papar Ambros, memiliki areal sawah seluas 210,5 hektar dimana sawah pengairan setengah teknis seluas 100 hektar dan sisanya merupakan sawah pasang surut. Juga ada perkebunan rakyat seluas 125 hektar, padang rumput 117,5 hektar, hutan milik warga 4,75 hektar. Ada juga hutan asli 9,25 hektar dan hutan lindung seluas 6 hektar.

Ambros mengakui, sawah bertingkat tersebut sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka dan sampai saat ini masih dipertahankan. Pria yang lama menetap di Jakarta ini saat kembali ke kampung dan terpilih menjadi kepala desa beberapa tahun lalu, terkesima dengan banyaknya wisatawan asing yang selalu berdiri di pinggir jalan raya di Jalasumbu dan menatap sawah bertingkat di sebelah utara dan selatan jalan raya.

Lihat juga...