SELASA, 28 MARET 2017
PADANG — Jejak Pemberdayaan Yayasan Damandiri — “Cita-cita saya yakni menciptakan BOM sehingga dapat mengangkat derajat masyarakat kalangan bawah,” ungkap Edi Suandi, S.Sos.I, M.M., di suatu kesempataan saat bersama-sama dengan Tim Cendana News mengunjungi puluhan Posdaya yang ada di Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
![]() |
Edi Suandi |
Eit… jangan salah paham dulu, BOM yang dimaksud oleh Supervisor Damandiri Area V Wilayah Sumatera Barat yakni Bank Orang Miskin (BOM), bukan bahan peledak yang sering digunakan oleh para teroris yang mengatasnamakan agama, kelompok dan lain-lain. Kalau peledak yang digunakan itu, bukan membantu kelompok kecil, malah menambah beban.
Cita-cita tersebut berangkat dari keprihatinannya melihat kondisi perekonomian masyarakat. Mereka ada tapi seperti terpinggirkan, kebutuhan untuk meningkatkan kualitas hidup terkendala dengan berbagai macam persyaratan. Terlebih dengan kurang pekanya pemerintah untuk mencarikan jalan keluar. Meski saat ini banyak program pemerintah di bidang perekonomian, khususnya, namun efeknya belum maksimal. Hal ini dinilai karena lebih dititikberatkan pada proyek, bukan pada pemberdayaan, sehingga timbal-balik dari masyarakat juga minim.
Pria kelahiran 39 tahun silam ini juga melihat, program kredit usaha rakyat (KUR) yang digadang-gadangkan akan mengangkat kualitas hidup masyarakat bawah banyak yang salah sasaran. Dilihat dari perkembangan, pihak perbankan sepertinya keberatan menyalurkan KUR, ada ketakutan peminjam tidak mampu untuk membayar angsuran.
Edi Suandi di salah satu prasasti peninggalan Pak Harto di Solok. |
“Padahal semua orang berhak mendapat kesempatan untuk meraih masa depan yang lebih baik,“ sebut Almamater Pasca Sarjana Universitas Andalas Padang Fakultas Ekonomi/Manajemen Stratejik tahun 2010 ini.