MINGGU, 18 JUNI 2017
PONTIANAK — Sejumlah petani lada yang ada di Kabupaten Sambas, Kalimntan Barat mengeluhkan anjloknya harga komoditas tersebut hingga 50 persen dari harga sebelumnya.
Ilustrasi. |
“Saat ini harga lada dikisaran Rp63 ribu per kilogram. Sebelumnya harga lada kisaran Rp130 ribu – Rp150 ribu per kilogram,” ucap seorang petani lada Desa Tri Kembang, Errie Kurniawan saat dihubungi di Sambas, Minggu.
Anjloknya harga lada saat ini membuat dirinya khawatir harga tersebut terus turun dan tidak normal. Ia berharap pemerintah memperhatikan persoalan ini terutama soal pasar lada dan kestabilan harga.
“Sampai saat ini kita tidak tahu apa penyebab lada turun. Berkembang informasi kualitas lada di Sambas kurang baik. Terlepas dari itu semua ini tentu minta perlindungan pasar dan harga oleh pemerintah agar tidak ada permainan oleh agen atau apapun,” harap dia.
Sementara itu, Bupati Sambas Atbah Romin Suhaili mengatakan, persoalan harga hasil pertanian di Kabupaten Sambas memerlukan andil pihak ketiga agar terdapat variasi produk baru yang memiliki kekuatan di pasar.
“Persoalan ini, harga padi, jeruk, karet dan lada memerlukan penanganan serius. Saat pemerintah mendorong masyarakat untuk menanam, hal yang mesti diperhitungkan adalah pasarnya, persoalan ini juga disebabkan panen raya,” kata dia.
Menjual produk hasil pertanian kata Atbah tak melulu dalam bentuk konvensional, namun juga harus dilakukan terobosan atau inovasi baru.
“Inovasi dalam bentuk produk mesti dilakukan, upaya sistematis oleh pemerintah, negara berbisnis tapi harus menguntungkan rakyat,” jelasnya.
Ant/Irvan Sjafari/Foto: Dokumen Ant
Source: CendanaNews