Ilmuwan Diskusikan Perilaku Manusia dan Keamanan Siber

AMBON – 70 ilmuwan Indonesia dan Amerika Serikat mendiskusikan masalah perilaku manusia dan kemananan siber (Human Behavior and Cybersecurity) di 7th Indonesian-American Kavli Frontiers of Science (KFoS) Symposium, Jumat malam.

Diskusi yang dilakukan pada sesi terakhir seminar KFoS tersebut, menghadirkan Anthony Vance (Universitas Brigham Young), Endah Triastuti (Universitas Indonesia), dan Anna Cinzia Squicciarini (Universitas Penn State) sebagai pembicara.

Anthony Vance sebagai pembicara pengantar dalam sesi itu mengatakan gangguan kemamanan akibat serangan siber terjadi pada berbagai negara di belahan dunia, dan memberikan dampak yang cukup besar.

Ia mencontohkan serangan siber pada lembaga pertahanan dan kemanan nasional Amerika Serikat oleh situs Wikileaks menyebabkan kegemparan besar. Situs itu telah membeberkan sejumlah informasi penting negara.

Serangan siber yang tak kalah menggemparkan adalah yang pernah terjadi di Ukraina dan menyebar secara internasional.

“Kita tidak bisa mengeliminasi bahaya, tapi bisa memitigasinya,” kata Vance.

Melanjutkan Vance, Endah Triastuti dalam paparannya mengenai “Everyday Security Practices” menyatakan, Indonesia adalah salah satu negara dengan pengguna media sosial terbanyak di dunia, seperti Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp, LINE dan lainnya.

Kasus serangan siber di Indonesia lebih banyak terjadi pada pengguna sosial media, salah satunya adalah persekusi yang dilakukan secara sistematis oleh sekelompok orang kepada orang per orangan.

Kelompok yang menamai diri mereka sebagai Tentara Siber Muslim, mengawasi setiap orang baik secara online maupun offline selama Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 berlangsung.

Lihat juga...