Irwan Prayitno, Gubernur yang Gemar Berpantun

Sebelum ditanam elok dibajak
Kini bersawah di ujung tanjung
Dimana bumi dipijak
Disana langit di junjung

Rencana cuti agak sepekan
Pulang kampung ke air bangih
Sayang ke kampung elok tinggakan
Sayang ke anak dipatangih

Membeli barang ternyata kantau
Rencana semula jadi tak rampung
Makanya orang Minang banyak di rantau
Terasa susah hidup di kampung

Itu lah beberapa pantun yang dituliskan dan disampaikan oleh Prof. Dr. Irwan Prayitno, Psi, M.Sc, Datuk Rajo Bandaro Basa, seorang Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) yang kini tengah menjalani dua periode kepemimpinannya di bumi Ranah Minang. 8.288 pantun telah dicetak dalam empat buku berjudul “Pantun Spontan ala Irwan Prayitno”.

Ribuan pantun yang disampaikan oleh Irwan Prayitno bukanlah sekedar berpantun saja, tetapi melalui pantun, ia menyampaikan dan menyimpulkan isi pidatonya pada setiap acara atau kegiatan yang dihadirinya. Pada konteks pantun yang disampaikannya itu, selalu disesuaikan dengan acara yang dihadirinya. Melalui pantun, ia juga turut menyapa para tokoh dan tamu yang hadir pada setiap acara.

“Saya sering membuat pantuan itu di dalam mobil saat dalam perjalanan menuju lokasi acara. Mengingat undangan untuk menghadiri acara telah saya terima, dan acaranya sudah saya pahami, dan tokoh-tokoh yang hadir juga sudah saya ketahui. Maka sayapun memulai merangkai pantunnya,” ujarnya.

Pantun yang dituliskan dan disampaikan oleh Irwan Prayitno yang kini telah mencapai ribuan pantun, dipastikan tidak satupun sama. Sehingga pada setiap momen acara yang dihadirinya, selalu melahirkan pantun-pantun terbarunya. Sehingga tak jarang, bagi tokoh-tokoh dan tamu yang hadir pada acara tersebut, merasa kagum dan terhibur adanya lontaran bait-bait pantun yang mudah untuk dipahami.

Lihat juga...