Penyelenggara Pemilu di Penajam Bakal Sepi Peminat

PENAJAM – Rekrutmen petugas penyelenggara pemilu tingkat kecamatan, kelurahan dan desa di Kabupaten Penajam, Paser Utara, Kalimantan Timur, dikhawatirkan bakal sepi peminat.

“Kami khawatir rekrutmen penyelenggara adhoc di Kabupaten Penajam Paser Utara, sepi peminat, karena honor petugas relatif kecil,” ujar Ketua Komisi Pemilihan Umum setempat, Feri Mei Effendi, di Penajam, Selasa (4/7/2017).

Menurut Feri, Surat Menteri Keuangan Nomor S-118/MK.02/2016 tanggal 19 Februari 2016 tentang Penetapan Standar Biaya Honorarium Tahapan Pemilu Amggota DPR, DPD, DPRD, Presiden dan Wakil Presiden serta Tahapan Pemilihan Gubernur/Bupati/Wali Kota Serentak, disamaratakan se-Indonesia.

Dalam surat Menteri Keuangan tersebut, lanjut Feri, Ketua Panita Pemilihan Kecamatan atau PPK mendapat honor Rp1,85 juta dan anggota Rp1,6 juta. Sedangkan Ketua PPS (Panitia Pemungutan Suara) mendapat honor Rp900.000 dan anggota Rp850.000, sementara honor Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara atau KPPS Rp550.000 dan anggota Rp500.000.

“Berbeda dengan pilkada sebelumnya, honorarium tergantung kekuatan masing-masing anggaran daerah, tapi sekarang dipukul rata se-Indonesia oleh Menteri Keuangan,” jelas Feri.

KPU Kabupaten Penajam Paser Utara sempat mengusulkan adanya perlakuan khusus honorarium penyelenggara pemilu di tingkat kecamatan, kelurahan dan desa, karena biaya hidup di daerah seperti di Kalimantan dan Sulawesi jauh berbeda dengan daerah di Pulau Jawa.

“Kebijakan Menteri Keuangan itu sangat disayangkan, karena tingkat kebutuhan penyelenggara pemilu tidak bisa disamaratakan semua dengan di Pulau Jawa,” ujar Feri.

Lihat juga...