Yohana Berharap Kekerasan Anak di Riau Turun

PEKANBARU – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise berharap agar kekerasan anak di Provinsi Riau dapat diturunkan karena menduduki peringkat kedua terbesar secara nasional setelah Jawa Timur.

“Hal ini jadi perhatian. Untuk itu, Ibu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Riau bisa memerhatikan dan bagaimana secepatnya menurunkan angka kekerasan ini,” kata Yohana di dalam konferesi pers di Pekanbaru, Sabtu terkait perayaan Hari Anak Nasional yang akan digelar di kota itu, Minggu (23/7).

Ia mengatakan perayaan Hari Anak Nasional digelar di Pekanbaru juga tidak lepas dari tingginya kekerasan anak di provinsi itu dan secara umum Sumatera juga termasuk tinggi di Indonesia.

“Kekerasan anak tinggi di Pulau Sumatera. Pasti di Riau juga,” katanya.

Sebelum konferensi pers, Yohana mengaku berdialog dengan beberapa dari peserta Forum Anak Nasional dari Sumatera yang juga menyatakan bahwa kekerasan anak di Sumatera tinggi. Sebanyak 525 anak dari seluruh Indonesia saat sedang mengikuti Forum Anak Nasional di Pekanbaru.

Yohana mengatakan anak-anak dari Pulau Sumatera menyatakan kekerasan anak yang banyak ditemukan di lingkungannya antara lain pernikahan dini, kekerasan fisik, dan pelecehan seksual.

Sementara itu, Deputi Koordinasi Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak pada Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Sujatmiko menambahkan berdasarkan data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), jumlah kekerasan anak di Riau pada tahun 2014 sebanyak 96 kasus, 2015 sebanyak 115 kasus, 2016 sebanyak 171 kasus dan hingga Juli 2017 sebanyak 90 kasus.

Lihat juga...