Alex, 17 Tahun Tekuni Seni Budaya Keerom
KEEROM – Tetap tekun dan terus berkarya, inilah yang dilakukan pelaku sekaligus pecinta seni budaya di tanah Kabupaten Keerom. Dan, salah satu pria mahir seni pahat, lukis dan desain batik berikut ini, mampu menyedot perhatian dalam Festival Budaya Keerom IV Tahun 2017.
Alex Mousanggua, bersama sang istri, Mariska Elisabeth Runggamusi (53), menafkahi hidup keluarga mereka dari hasil karya seni yang telah mereka geluti sejak 17 tahun terakhir. Seni budaya yang mereka sering karyakan dari suku-suku yang mendiami Distrik Skanto, Arso, Waris, Senggi dan Ubrub.
Lima nama distrik ini disingkat SARWASUB, dan menjadi nama sanggar seni, di mana karya seperti pahatan, lukis, desain batik, tari dan beberapa seni lainnya sedikit demi sedikit mulai dikenal banyak orang, terlebih di Kabupaten Keerom.
Mencintai seni sejak 2000, lalu, keahliannya dilirik Pemerintah Keerom di bawah Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Keerom dan dikirim ke Bali untuk studi banding selama satu bulan mendalami cara mengukir dan menyelesaikan hasil karya yang baik.
“Betul, tahun 2005 saya pernah studi banding ke Bali. Terus 2007 kembali studi banding lagi dan memberikan presentasi keapda mereka tentang hak-hak adat Papua, khususnya Keerom. Terus saya juga pelajari adat-adat Bali, seperti adanya pembayaran mas kawin, pendewasaan anak, tari-tarian suku-suku tertentu,” tuturnya.
Namun, kurangnya promosi dan dukungan dari pemda, seperti membuat batik Keerom yang dapat digunakan instansi atau pemerintah Keerom, seperti seragam batik ciri khas adat Keerom, menurut Alex, membuat sanggar dan hasil karya seninya kurang dikenal publik.