Kelompok Camar Ujung Tombak Pelestarian Mangrove di Semarang Utara
SEMARANG — Abrasi yang terjadi di wilayah Kampung Tambak Rejo, Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Utara, menurut Bappeda Kota Semarang telah menggerus lahan tambak sejauh 652,7 meter. Banjir rob (air laut pasang) yang terjadi hampir setiap hari ini merupakan hal yang biasa bagi penduduk kampung tersebut.
Karena hal itu, penghijauan kawasan pesisir dengan penanaman mangrove menjadi salah satu alternatif pilihan untuk menanggulangi permasalahan rob dan abrasi tersebut. Beruntung, kesadaran masyarakat nelayan di Kampung Tambak Rejo terhadap pentingnya penghijauan masih tinggi.
Muhammad Yazid, salah satu contoh nelayan di Tambak Rejo yang peduli lingkungan. Pria yang akrab disapa Yazid ini merupakan salah satu penggiat penanaman mangrove di Tambak Rejo. Dirinya sudah bersama Kelompok Peduli Lingkungan camar mulai melakukan penanaman mangrove sejak 2011.
“Awalnya warga di sini resah dengan kondisi air rob yang semakin hari semakin membanjiri kampung kami. Sehingga waktu itu kita mulai menanam mangrove di lapangan sepak bola yang pada saat itu sudah tidak bisa digunakan lagi karena banjir air rob. Kegiatan penanaman ini pada saat itu dibantu oleh CSR Pertamina.” Ujar Yazid.
Kelompok Peduli Lingkungan Camar sendiri pada saat awal beranggotakan 23 orang yang rata-rata bermatapencaharian sebagai nelayan. Kelompok inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam menjadi lahan konservari menjadi hijau seperti sedia kala.
Awalnya kelompok ini kesusahan dalam mencari bibit mangrove, namun dukungan dinas, CSR pertamina dan akademisi membuat program penanaman mangrove bisa terus dilaksanakan hingga sekarang.