Lestarikan Musik Tradisional, Abel Anyeq Tekuni Pembuatan Sapeq

BALIKPAPAN — Mendengarkan alunan musik tradisional Sapeq menjadi salah satu rutinitas yang harus dilakukan Abel Anyeq setiap harinya. Alat musik Dayak yang dikenal dengan sayeq ini sudah menjadi sentuhan jiwa yang melekat oleh Abel Anyeq.

Selain suka dengan alunan musik tradisional dayak dan memainkannya, Abel juga menekuni pembuatan alat musik tradisional suku dayak ini. Pria keturunan Dayak Bahau yang sudah menekuni pembuatan alat musik tradisional Sapeq 10 tahun lebih ini sangat menyukai alat musik sapeq.

“Memainkan dan mendengarkan alunan musik Sapeq sudah menyatu dalam jiwa yang paling dalam. Hati ini rasanya tersentuh apabila mendengarkannya. Mari lestarikan alat musik tradisional, tidak hanya suka tapi mainkan, dengarkan, hayati dan lestarikan,” ungkapnya saat ditemui di kediamannya kawasan Klandasan Ulu, Kota Balikpapan, Kamis (24/8/2017).

Sapeq adalah alat musik tradisional Dayak yang berbahan dasar dari kayu Plantan, kemudian diukir oleh pengrajin. Untuk memperoleh kayu Plantan tidaklah sulit untuk wilayah di Balikpapan. Kayu Plantan yang dibutuhkan untuk membuat alat musik Sapeq sepanjang 125 cm dengan ketebalan 25 cm.

“Sebenarnya membuat alat musik tradisional dari kayu Plantan ini tidaklah sulit. Bahannya juga mudah diperoleh, hanya saja sudah jarang pengrajin yang buat alat musik tradisional ini,” kata pria yang telah memiliki tiga anak ini.

Menurutnya, dari mendengarkan dan menyukai musik tradisional tersebut kemudian menekuni musiknya selanjutnya alat musik tradisional perlu dilestarikan. Untuk melestarikannya, pihaknya membuat alat musik tradisional Sapeq.

“Membuat alat musik menjadi aktivitasnya sehari-hari, dengan mengukir kayu dan mencari bahannya. Sekarang sudah lebih dari 200 alat musik yang dihasilkan. Dari hasilnya itu kemudian di jual dari Rp1,5 juta hingga Rp3 juta,” terangnya.

Lihat juga...