Pikun, Nenek Kotidjah Urung Naik Haji
SURABAYA – Kotidjah Toinangun (76), calon haji Kloter 23 terpaksa dipulangkan ke kampung halamannya. Pasalnya, perempuan asal Ponorogo, itu pikun.
“Yang bersangkutan menderita dimensia, itu merupakan penyakit pikun pada orangtua, penuaan pada otak yang salah satunya dipicu oleh kecemasan,” kata dokter tenaga kesehatan haji Indonesi (TKHI), Novita, ditemui di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES), Surabaya, Kamis (3/8/2017).
Nenek paruh baya itu tiba di AHES bersama Kloter 23 asal Ponorogo, pada Rabu (2/8) malam. Saat di AHES, Nenek Kotidjah sudah tampak gelisah. “Sejak turun dari Bus di AHES sudah kelihatan gelisah, malah ngomong ingin pulang, anak saya masih kecil dan lainnya,” kata Novita.
Melihat kondisi nenek yang terus gelisah, Tim TKHI dan petugas haji terus melakukan pendekatan pada Kotidjah. Namun, dia terus berjalan mencari jalan pulang. “Kemarin malam sudah diperiksa di poliklinik haji, kemudian dirujuk ke RSU Haji yang akhirnya dinyatakan dokter menderita dimnesia,” ujarnya.
Karena itu, kata Novita, keberangkatan haji Nenek Kotidjah ditunda hingga ia kembali normal. Jika belum sembuh, maka keberangkatannya ditunda pada musim haji tahun 2018 mendatang. “Keberangkatan hajinya ditunda untuk sementara waktu sampai beliau sembuh,” katanya.
Sementara itu, Marsutin, salah satu teman sekamar Kotidjah mengatakan, bahwa Kotidjah bersikap tidak normal saat berada di AHES. Kotidjah berlarian di sekitar kamarnya minta dipulangkan. “Sejak berangkat sepertinya sudah gelisah, ndak mau berangkat. Bahkan, nenek itu menyuruh teman-teman melepaskan gelang hajinya,” ujarnya.