Ipda Nurull Pernah Berada di Tengah Teror Bom

DEPOK – Memori ingatan Polisi wanita (Polwan) yang satu ini langsung tertuju pada kejadian serangan bom di kawasan Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat, 14 Januari 2016, lalu, saat berada di tempat kejadian perkara (TKP) yang suasananya begitu mencekam.

Kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat diserang sekelompok teroris yang melakukan pengeboman disertai dengan penembakan. Serangkaian ledakan menewaskan sejumlah orang, dan terjadi baku tembak antara polisi dan beberapa orang yang diduga pelaku.

Situasi dapat dikuasai dalam waktu lebih kurang 20-30 menit pasca-peristiwa yang terjadi lebih kurang jam 10.50-10.55 WIB itu. Peristiwa terjadi diawali dengan serangan di Starbucks Cafe, yaitu masuknya satu orang pelaku dan diawali dengan ledakan bom bunuh diri.

Pada saat yang sama, ada dua orang yang menyerang Pospol Lalu Lintas di Simpang Sarinah. Saat itu, ada satu orang anggota Polsek Menteng yang sedang bertugas di sana. Pospol diserang dengan bom bunuh diri, sehingga anggota polisi terluka, sementara pelakunya meninggal dunia.

“Waktu kejadian bom Thamrin, saya ada di lokasi. Waktu itu, saya menyadari menjadi polisi risikonya taruhan nyawa, tapi kita serahkan kepada Yang Maha Kuasa. Saya tidak terlepas dari Tuhan, jadi tidak ada perasaan takut atau apa,” kisah Nurull Kamila Wati kepada Cendana News.

Dalam kehidupan saya, lanjut perempuan kelahiran Wonosobo, 11 Juli 1993 itu, semua atas seizin dan kehendak Tuhan. Masuk Akademi Kepolisian (Akpol) gratis, begitu lulus penempatan dinas di Sabhara Polda Metro Jaya.

“Semuanya itu adalah campur tangan Tuhan. Jadi, true story saya semuanya atas kehendak Tuhan didukung dengan kemauan kuat saya,” ujar Polwan berpangkat inspektur polisi dua (Ipda) yang kini bertugas di Polresta Depok.

Lihat juga...