Jayawijaya Alami Kelangkaan Semen
WAMENA – Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) Gapensi Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, Fredrik Huby, menyatakan saat ini terjadi kelangkaan semen yang sangat berdampak terhadap pengusaha yang hendak mendorong kemajuan pembangunan fisik di wilayah itu.
Fredrik Huby saat di Wamena, Ibukota Kabupaten Jayawijaya, Minggu (17/9/2017), mengatakan, kunjungan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke Jayawijaya beberapa waktu lalu harus bisa membawa perubahan dalam hal ketersediaan dan penurunan harga semen.
“Kelangkaan ini menjadi kendala dan menyebabkan kerugian bagi kami, khususnya kontraktor kecil yang ada di Kabupaten Jayawijaya dan wilayah lainnya di pegunungan,” katanya.
Ia mengatakan, hingga saat ini harga satu sak semen di sana masih dijual dengan kisaran Rp650 ribu. Selain kelangkaan semen, juga terjadi kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tingkat pengecer dari Rp12 ribu menjadi Rp15-18 ribu per-liter dan hal itu jika tidak ditangani akan berdampak terhadap kenaikan komoditas lainnya.
Pada Agustus, lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, berkunjung ke sejumlah daerah di wilayah pegunungan tengah Papua dan merealisasikan penurunan harga semen dari harga awal yang mencapai jutaan rupiah per sak menjadi ratusan ribu rupiah.
“Turun harga itu per hari ini (22/8). Di Kabupaten Puncak Jaya turun menjadi Rp500 ribu, di Kabupaten Jayawijaya menjadi Rp370 ribu,” kata Menteri BUMN kala itu.
Sebelum dilakukan penurunan harga, kata Menteri BUMN, itu, harga semen di Kabupaten Puncak Jaya mencapai dua juta rupiah per sak. “Tadi, Pak Bupati Jayawijaya mengatakan di sini kira-kira Rp500 sampai Rp580 ribu, jadi kami juga per hari ini untuk Semen Tonasa Rp370 ribu untuk di Jayawijaya. Nanti semua distributor asli dari Semen Tonasa, itu akan jualnya Rp370 ribu per sak untuk semen yang 40 kilogram,” katanya.