MAMUJU – Program upaya khusus (upsus) padi, jagung, dan kedelai (pajale) di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, berhasil menjadikan daerah itu surplus jagung.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Mamuju, Mulyadi, menyatakan produksi jagung di daerah itu mencapai 80 ribu hingga 90 ribu ton per tahun.
“Kabupaten Mamuju juga mengalami surplus sekitar 20 ribu hingga 30 ribu ton dari produksi jagung per tahun, rata-rata 80 ribu sampai 90 ribu ton. Produksi jagung itu dihasilkan dari penanaman di lahan seluas 20 ribu hektare dengan rata-rata produksi 4 ton per hektare,” terang Mulyadi, di Mamuju, Senin (4/9/2017).
Sebelumnya, Mulyadi menyatakan daerah itu telah mengalami surplus beras sejak 2007. Pada 2016, kata Mulyadi, produksi padi atau gabah di Kabupaten Mamuju mencapai 163 ribu ton dan jika dikonversi menjadi beras, jumlahnya sekitar 90 ribu ton.
Sementara, lanjutnya, tingkat konsumsi beras masyarakat hanya sekitar 50 ribu ton sehingga Kabupaten Mamuju mengalami surplus sekitar 30 ribu ton. Sebagain besar produksi jagung pipilan yang dihasilkan petani di Kabupaten Mamuju dikirim ke luar daerah bahkan hingga ke Pulau Kalimantan dan hanya sedikit yang dikonsumsi untuk pakan ternak.
Sementara itu, walaupun tidak mengalami surplus, produksi kedelai para petani di daerah itu menurut Mulyadi sudah mampu mencukupi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Mamuju. Produksi kedelai di Kabupaten Mamuju hanya sekitar 1.000 ton dari luas areal penanaman sekitar 1.000 hektare.
“Tahun ini sudah ada rencana tanam kedelai di lahan seluas 1.000 hektare dengan rata-rata produksi 1 ton per hektare. Produksi kedelai di Kabupaten Mamuju belum surplus karena petani kurang bersemangat akibat pemasarannya yang sulit. Namun, kami akan terus berupaya untuk meningkatkan produksi kedelai, termasuk mengupayakan pemasarannya,” jelas Mulyadi. (Ant)