JTTS Dongkrak Kerajinan Kusen dan Pintu Kayu
“Saya bisa membuat yang lebih rumit namun memperhitungkan waktu dan biaya serta pangsa pasar sehingga model minimalis dominan yang saya buat sekaligus menyesuaikan tren sekarang dalam bidang pembuatan rumah,” cetusnya.
Selain kusen jendela, pintu lengkap dengan daunnya ia juga mengaku saat permintaan sedang turun dirinya masih sempat mengerjakan pembuatan lemari, bufet serta meja kursi satu set dengan harga Rp2,5 juta hingga Rp3 juta per set. Proses pembuatan kusen kayu yang dibantu sebanyak empat karyawan. Rata rata satu karyawan digaji Rp4 juta.
Seiring banyaknya kusen yang dikerjakan berkat proyek JTTS dan BSPS dirinya bahkan mampu mendapat omzet kotor sekitar Rp60 juta lebih perbulan menyesuaikan jenis permintaan dan dipergunakan untuk biaya operasional,listrik,gaji karyawan dan membeli bahan baku kayu serta peremajaan alat atau membeli alat baru.
Sudin,salah satu karyawan menyebut dalam satu hari dirinya bisa membuat beberapa lembar daun pintu dan jendela sementara rekan lain fokus dalam pembuatan kusen sehingga pekerjaan bisa diselesaikan dengan cepat menyesuaikan jadwal pesanan pelanggan. Selain ikut bekerja Sudin juga mengaku sekaligus menjadi marketing dalam pemasaran memanfaatkan jejaring pertemanan di setiap wilayah yang berpotensi menjadi konsumen.
“Sisi pemasaran penting dalam upaya memperluas pemasaran dan terbukti efektif sehingga banyak permintaan dari daerah lain tentunya dengan menjaga kualitas,” beber Sudin.
Banyaknya permintaan membuat pengerjaan produksi kusen kayu dikerjakan bersama karyawan lain dimulai sejak 08.00 pagi hingga pukul 21.00 malam, terutama saat permintaan meningkat akhir akhir ini dan harus diselesaikan dengan segera. Kendala utama yang dihadapi diakuinya saat listrik padam sehingga tidak bisa bekerja dan keterlambatan bahan baku kayu berkualitas yang terkadang harus mencari di luar daerah.