SABANG – Kapal Marion Dufresne berbendera Perancis melakukan penelitian bersama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institute de Physique du Globe de Paris (IPGP), dan Earth Observatory of Singapore (EOS) selama 29 hari di Samudera Hindia, Aceh.
Penelitian dasar laut dilakukan untuk mengetahui sumber gempa bumi yang terjadi lima tahun lalu. “Kapal Marion Dufresne bekerja sama dengan LIPI, IPGP, dan EOS melakukan penelitian di dasar laut serta geologi di bawah laut Samudera Hindia, barat Pulau Sumatera untuk mengetahui sumber gempa bumi berkekuatan 8,9 SR tahun 2012,” kata Peneliti Bidang Geofisika Kelautan dari LIPI Dr Nugroho yang ikut bersama Kapal Marion Dufresne, Sabtu (21/10/2017).
Provinsi Aceh pada 12 April 2012 diguncang gempa bumi berkekuatan 8,9 SR dan tidak menimbul tsunami. Namun, gempa itu sempat membuat panik masyarakat pesisir seperti Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Utara, Aceh Jaya, serta Aceh Barat dan sekitarnya.
Nugrogo menyebutkan para peneliti yang ikut serta dalam kapal tersebut terdiri dari Indonesia sembilan orang, delapan peserta floating summer school dari negara ASEAN, IOC Westpac delapan orang, teknisi 10 orang, anak buah kapal 47 orang, dan security officer Indonesia satu orang.
“Dari penelitian tersebut kami telah memetakan patahan kerak samudera di dasar Samudera Hindia,” ujar Nugroho.
Lebih lanjut Nugroho menjelaskan, penelitian itu juga telah memetakan peta dasar laut seluas 90.000 kilometer persegi (km2). Termasuk pemetaan struktur lapisan dasar laut Samudera Hindia yang panjangnya lebih kurang 3.500 kilometer (km) guna mempelajari sumber gempa bumi yang terjadi tahun 2012.