Pasukan Irak dan Peshmerga Kurdi Sepakati Gencatan Senjata
BAGHDAD – Pasukan Irak dan para pejuang Peshmerga Kurdi mencapai kesepakatan gencatan senjata pada Jumat (27/10/2017). Seorang juru bicara koalisi di baghdad mengatakan, bahwa perjanjian gencatan senjata tersebut mencakup semua front.
Kesepakatan tersebut menghentikan pertempuran di bagian utara Irak. Seperti di diketahui sebelumnya, pasukan pemerintah Irak memobilisasi Rakyat yang didukung Iran melancarkan serangan mengejukan pada 16 Oktober di bagian Utara Irak. Serangan tersebut menjadi balasan atas referendum 25 September mengenai kemerdekaan yang diselenggarakan Pemerintah Regional Kurdistan (KRG).
Serangan bertujuan untuk merebut wilayah-wilayah yang dipersengeketakan yang sama-sama telah diklaim oleh KRG dan pemerintah pusat Irak. Lokasi tersebut dikenal sebagai perlintasan perbatasan dan fasilitas-fasilitas minyak.
Kota Kirkuk yang kaya minyak jatuh ke tangan passukan Irak tanpa banyak perlawanan pada 16 Oktober. Tetapi Peshmerga mulai menyerang balik dengan kekuatan penuh sementara mereka mundur ke wilayah yang lebih dekat ke kawasan inti KRG.
Bentrokan-bentrokan paling sengit terjadi di sudut bagian barat laut tempat Peshmerga mempertahankan perlintasan-perlintasan darat ke Turki dan Suriah. Di tempat tersebut terdapat sebuah pusat minyak yang mengendalikan ekspor-ekspor minyak mentah KRG.
Jumlah warga Kurdi yang mengungsi hampir mencapai 30.000 orang dari Kirkuk, kota multi etnis di bagian selatan Irak. Organisasi kemanusiaan dunia menyebut, dii Kirkuk banyak muncul ketegangan yang berlatar etnis merebak setelah pasukan Irak menguasainya.
Sebagian besar di antara mereka yang mengungsi dari Tuz Khurmato sangat memerlukan bantuan dan tinggal di tempat-tempat penampungan terbuka, kata sejumlah organisasi kemanusiaan.