Potensi Ekonomi Kerajinan Wayang Masih Terbuka Luas

PONOROGO — Siapa sangka, hingga saat ini wayang masih memiliki pangsa pasar yang menjanjikan. Tidak hanya dalang, kolektor pun terbilang cukup banyak memesan sehingga membuat perajin selalu kebanjiran job.

Seperti yang diungkapkan oleh perajin wayang asal Ponorogo, Isyanto yang setiap harinya selalu disibukkan untuk membuat wayang.

“Pesanan selalu ada bahkan pelanggan harus rela antre lebih dahulu,” jelasnya saat ditemui Cendana News, Selasa (24/10/2017).

Bapak lima orang anak ini hanya membuat wayang yang berkualitas yang membuat pelanggan selalu datang kepadanya. Baca juga: Wayang Golek Hadir di Festival Boneka Prancis

“Saya hanya buat untuk kolektor dan wayang untuk dalang,” ujarnya.

Satu wayang untuk kolektor, lanjut Isyanto, ada yang berharga dari Rp5 juta hingga puluhan juta. Harga ini bukan tanpa alasan, pasalnya Isyanto membuat lapisan wayang dari emas bukan dari kuningan.

“Selain itu kulitnya harus kulit kerbau yang berkualitas, tanduk yang dijadikan gapit atau pegangan wayang berasal dari kerbau bule yang diimpor,” cakapnya.

Isyanto pengrajin wayang/ foto : Charolin Pebrianti

Warga Jalan Rumpuk, Desa Ronowijayan, Kecamatan Babadan, Ponorogo ini sejak tahun 1983 menjalani profesi sebagai pengrajin wayang. Ia mengaku jatuh cinta dengan wayang khas Solo, Klaten Jawa Tengah.

“Pembuatannya pun tidak semudah yang dibayangkan, harus memperhatikan detailnya,” tuturnya.

Untuk satu wayang, Isyanto membutuhkan waktu tiga hingga empat hari tergantung tingkat kerumitannya. ”

Terkadang pelanggan juga minta tirakat, itu juga perlu waktu lebih lama,” tukasnya.

Lihat juga...