Asia Tenggara Tak Remehkan Laut China Selatan
MANILA – Sebuah naskah pernyataan dari KTT ASEAN menyebut, Negara-negara di Asia Tenggara tidak akan memandang remeh perselisihan di Laut China Selatan yang sekarang kondisinya relatif tenang.
Pernyataan tersebut informasinya akan dikeluarkan setelah pertemuan antara China dan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang beranggota 10 negara di ibu kota Filipina itu, kata satu sumber diplomatik.
ASEAN disebut perlu bekerja sama untuk memelihara perdamaian, stabilitas, kebebasan navigasi dan penerbangan di atas Laut China Selatan sesuai dengan hukum internasional. Hal tersebut menjadi kepentingan kolektif untuk menghindari miskalkulasi yang dapat mengarah ke peningkatan ketegangan.
Hampir semua wilyah Laut China Selatan diklaim oleh China. Taiwan dan empat negara anggota ASEAN lainnya yakni Malaysia, Vietnam, Filipina dan Brunei juga mengklaim wilayah tersebut. Kondisi saling klaim tersebut yang menimbulkan tumpang tindih dan memunculkan ketegangan.
Para pemimpin China, Amerika Serikat dan tujuh negara lainnya ikut serta bergabung dengan ASEAN dalam KTT yang dilaksanakan tahunan. Presiden AS Donald Trump mengatakan Dia siap memediasi antara negara-negara yang mengklaim atas Laut China Selatan yang diperselisihkan. (Baca : https://www.cendananews.com/2017/11/trump-tawarkan-diri-sebagai-penengahan-sengketa-lcs.html )
Juru bicara Departemen Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan, China menjunjung tinggi upaya menyelesaikan isu Laut China Selatan melalui pembicaraan dengan negara-negara yang terlibat langsung dalam persoalan tersebut. Chin disebutnya juga menjunjung tinggi perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan.