Buka KTT ASEAN, Duterte Soroti Persoalan Terorisme
MANILA – Presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam pidato pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-31 menyoroti soal terorisme, radikalisme, dan ekstremisme dan kaitannya dengan keamanan di kawasan Asia Tenggara.
Dalam pidatonya Presiden Filipina menyerukan kepada negara anggota ASEAN dan mitra ASEAN untuk bertindak melawan terorisme yang merupakan ancaman terhadap perdamaian dan stabilitas kawasan.
“Terorisme dan kekerasan ekstrimisme membahayakan perdamaian, stabilitas, dan keamanan kawasan kita, karena ancaman ini tidak mengenal batas. Pembajakan dan perampokan bersenjata telah mengganggu stabilitas pertumbuhan dan perdagangan regional dan global,” ujar Duterte, Senin (13/11/2017).
Presiden Duterte menyebutkan tentang pendudukan Kota Marawi selama lima bulan oleh kelompok teroris yang terinspirasi oleh ISIS. Dan upaya Filipina untuk merebut kota berpenduduk mayoritas Muslim tersebut. Kelompok teroris di Marawi itu berupaya untuk membangun sebuah kubu di Filipina dan di kawasan Asia Tenggara.
Setelah aksi pemboman tanpa henti oleh tentara Filipina, pendudukan Marawi oleh kelompok teroris tersebut berakhir pada 23 Oktober lalu. Namun, hal itu mengakibatkan sekitar 1.000 orang tewas dimana kebanyakan korban adalah teroris dan ratusan ribu orang mengungsi. Aksi terorisme di Marawi juga telah membuat kota yang merupakan salah satu pusat kepercayaan Islam di Mindanao itu berubah menjadi reruntuhan.
Sementara itu, pemerintah Indonesia dan beberapa negara lain telah menyatakan kesiapan untuk mendukung pemerintah Filipina untuk membangun kembali Kota Marawi. Menanggapi hal itu, Presiden Duterte mengucapkan terima kasih kepada negara-negara yang memberikan bantuan kepada Filipina yang berusaha untuk mengakhiri krisis Marawi.