TAPAKTUAN – Harga gas bersubsidi kemasan 3 Kg yang dijual di kios-kios dalam wilayah Kabupaten Aceh Selatan mencapai Rp35.000 per tabung atau melampuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah setempat senilai Rp23.000 per tabung.
Sufriadi, salah seorang warga di Kecamatan Meukek, mengatakan, melambungnya harga gas tersebut diduga karena ketersediaan gas di pasaran sering langka akibat ulah pihak pangkalan nakal yang sengaja menjual ke pedagang pengencer.
“Ketersediaan gas di pasaran sering langka sehingga berdampak kenaikan harga sangat signifikan,” kata Sufriadi, Minggu (5/11/2017).
Ia menduga, masih ada pihak pangkalan yang nakal sengaja menjual gas kepada pedagang pengecer dengan harga jauh melampaui HET. Makanya, harga pembelian oleh konsumen di pasaran pun bisa tembus Rp40.000 per tabung.
Seharusnya, lanjut dia, pihak pemerintah daerah bersama pihak terkait lainnya menertibkan sejumlah pangkalan nakal yang masih menjual LPG jauh melampaui HET tersebut.
“Wajar saja kios-kios kecil menjual elpiji 3 Kg di atas harga HET, karena di pangkalan saja ada yang menjual di atas harga HET,” katanya.
Menurutnya, keputusan pihak pangkalan lebih memprioritaskan menjual gas ke pedagng di kios-kios pengecer jelas-jelas menyalahi aturan, karena secara aturan gas bersubsidi itu khusus diperuntukkan kepada masyarakat miskin dengan harga yang telah ditetapkan.
“Jika sudah dijual oleh pedagang di kios-kios kecil, maka harganya bisa naik jauh dari HET, karena konsumen yang membelinya sudah bebas atau liar bukan lagi khusus untuk masyarakat miskin,” sesalnya.
Hal itu, lanjutnya, dapat dibuktikan di saat pihak penyalur resmi menyalurkan gas di pangkalan, sebab biasanya dalam rentang waktu paling lama setengah jam elpiji bersubsidi 3 Kg tersebut sudah habis di pangkalan.