Mahasiswa UP 45 Yogyakarta, Teliti Limbah Geoternal Jadi Panel Surya

YOGYAKARTA — Lewat karya penelitiannya, tiga mahasiswa Teknik Perminyakan, Universitas Proklamasi (UP) 45 Yogyakarta berhasil mengembangkan limbah geotermal berupa silikat menjadi panel surya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Ketiga mahasiswa yakni Rynaldi Surya Gumilar, Nendri Indrawan dan Aurista Dwi Andriana, bahkan berhasil masuk lima besar lomba karya tulis ilmiah yang diselenggarakan PT Badak NGL Bontang Kalimantan Timur (Kaltim), dengan karya tulis ilmiah berjudul “Pengembangan Surya Cell Berbasis Limbah Geotermal”.

Di bawah arahan Dosen Pembimbing Maria Ratih Puspita Lestiyono SSi MSc, mereka mampu menyisihkan 300 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Salah seorang mahasiswa, Reynaldi mengatakan salah satu limbah panas bumi Geotermal adalah endapan silikat, yang terdapat di bawah bak penampungan.

“Selama ini silikat hanya dimanfaatkan terbatas untuk pembuatan batako saja. Padahal jika diekstrak atau dipisahkan antara silikon dan oksigennya menggunakan magnesium, akan menghasil bahan utama berupa silikon yang bisa dimanfaatkan menjadi panel surya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS),” katanya.

Selain itu hasil sampingan proses ekstraksi atau separasi dengan menggunakan magnesium juga cukup ekonomis. Kalkulasinya, magnesium seharga Rp3,6 juta per kilogram dari proses separasi itu bisa mendapatkan hasil sampingan Rp6,5 juta dari produk yang dihasilkan yakni magnesium oksidanya.

“Kami berharap karya kami ini dapat terus dilanjutkan. Target kami nanti hasil akhir dari separasi limbah geotermal itu menjadi PLTS. Kami harapkan bisa diwujudkan di suatu desa di daerah Garut. Karena daerah ini memiliki banyak potensi panas bumi,tetapi masih ada sejumlah daerah belum dialiri listrik,” katanya.

Lihat juga...