Pertamina Riau Akui Penjualan Gas Melon Salah Sasaran

PEKANBARU — PT Pertamina Wilayah Pemasaran Riau mengakui bahwa penggunaan elpiji bersubsidi di Kota Pekanbaru yang masih belum tepat sasaran menjadi salah satu pemicu kelangkaan gas bersubsidi di wilayah tersebut.

“Masih (belum tepat sasaran). Kita akui bahwa ada usaha kuliner dengan omzet diatas Rp1 juta perhari masih menggunakan gas bersubsidi. Begitu juga dengan keluarga mampu yang belum beralih,” kata Sales Eksekutif LPG Pertamina Rayon V Riau, Adi Bagus Haqqi kepada Antara di Pekanbaru, Selasa (7/11).

Adi mengatakan hal itu usai pihaknya bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pekanbaru menggelar inspeksi medadak (Sidak) ke sejumlah restoran, rumah makan dan kedai kopi besar beromzet diatas Rp1 juta per hari awal pekan ini.

Menurut dia, temuan itu justru menguatkan distribusi gas bersubsidi yang masih belum tepat sasaran. Padahal, kata dia, upaya konversi gas subsidi yang dilakukan pemerintah menyasar ke masyarakat pra sejahtera.

Selain itu, gas bersubsidi juga diperuntukkan bagi usaha mikro dengan omzet dibawah Rp1 juta per hari. Namun, kenyataannya masih cukup banyak masyarakat tidak mengindahkan hal itu.

Selain itu, Adi juga mengatakan bahwa penggunaan gas subsidi dalam beberapa kasus digunakan oleh masyarakat atau pengusaha non kuliner seperti usaha “laundry” dan peternakan ayam.

“Konversi kemarin kan tidak hanya tabung, kompor dan selang. Itu artinya gas subsidi untuk keperlua masak. Dalam beberapa kasus laundry juga menggunakannya, begitu juga peternakan ayam. Ini penggunaan yang tidak tepat sasaran,” tuturnya.

Untuk itu, dia mengatakan pihaknya akan terus intensif melakukan sosialisasi ke masyarakat agar penggunaan gas bersubsidi dapat tepat sasaran. Menurut dia, Pertamina akan terus menggandeng pemerintah daerah dalam melakukan sosialisasi dan penindakan.

Lihat juga...