[Review Film] Wage: Berjuang dengan Lagu Kebangsaan
JAKARTA — “Cita-citamu harus lebih besar dari dirimu!” kata Schoulten, guru Wage (yang diperankan dengan cukup menawan oleh rocker Ecky Lamoh), yang turut mendorong Wage Rudolf (WR) Supratman untuk semangat berkarya membuat lagu, termasuk lagu kebangsaan “Indonesia Raya”.
Semangat yang mengantar Wage melibatkan diri secara langsung dalam pergerakan kemerdekaan di Jawa. Wage menjadi jurnalis yang menyuarakan penderitaan rakyat kecil, memasuki ruang-ruang rapat organisasi pemuda.
Dia terlibat dalam arena pergerakan kebangsaan, dan terutama menggubah lagu-lagu perjuangan untuk menggelorakan semangat perlawanan rakyat. Dari Barat sampai ke Timur, Indonesia Wahai Ibuku, Di Timur Matahari, dan RA Kartini adalah gubahan Wage Supratman. Puncaknya: lagu kebangsaan “Indonesia Raya”.
Wage (diperankan sangat bagus oleh aktor pendatang baru Rendra Bagus Pamungkas) adalah seorang pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan sisi yang berbeda. Wage yang berdasarkan literatur tidak sering terlihat wajahnya karena memang bukan pejuang fisik yang bisa dilihat oleh kasat mata. Namun, Wage berjuang dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Berkat lagu tersebut, para pahlawan kita semangat berjuang.
Lagu kebangsaan Indonesia Raya mulai diperdengarkan pada 28 Oktober 1928 pada masa kongres pemuda II. Perdebatan tentang hadirnya lagu Indonesia Raya saat kongres pemuda II juga begitu tertata apik saat Wage memainkan biolanya dengan sangat menawan, meskipun tidak boleh ada syair yang keluar saat permainan biola tersebut. Hal ini dikarenakan masa kongres pemuda II dijaga ketat oleh Belanda.