Sistem Tumpangsari Jagung pada Lahan Perkebunan Karet

LAMPUNG – Hujan yang mulai mengguyur sebagian wilayah kabupaten Lampung Selatan mulai dimanfaatkan oleh sebagian besar petani untuk memulai masa tanam salah satunya di wilayah Kecamatan Sragi di desa Mandalasari dengan memulai bercocok tanam jagung.

Budiono, warga setempat menyebut, mulai memanfaatkan lahan karet miliknya seluas satu hektar untuk ditanami komoditas pertanian jenis jagung disela sela sebanyak 650 batang karet yang masih belum memasuki masa penyadapan atau tanaman menghasilkan (TM).

Bibit tanaman jagung yang akan ditanam oleh Budiono. [Foto: Henk Widi]
Usia tanaman karet yang ditanam, diakui Budiono, masih berumur sekitar 5 tahun dengan prediksi usia tanaman menghasilkan getah atau lateks pada usia sekitar 6 tahun. Seperti pada lahan sebelumnya yang pernah dimiliki Budiono, dengan didukung kondisi pertumbuhan yang sehat dan baik, tanaman karet telah memenuhi kriteria matang sadap pada umur 5-6 tahun dengan masa bukaan sadap dua kali setahun, sekitar bulan Juni hingga bulan Oktober.

“Sebelum umur enam tahun sengaja saya lakukan pemangkasan pada saat puncak kemarau bulan September lalu dengan tujuan agar penguapan pada daun berkurang. Bahkan sekarang sudah mulai bersemi sembari dimanfaatkan untuk tumpangsari dengan tanaman jagung,” terang Budiono, salah satu warga desa Mandalasari Kecamatan Sragi Lampung Selatan saat ditemui Cendana News, Senin (13/11/2017).

Sebagai pemilik kebun karet rakyat, Budiono mengaku, menjadikan karet sebagai investasi jangka panjang dengan hasil yang diperoleh rata-rata mencapai 1 ton lateks per tahun sehingga ia memerlukan investasi jangka pendek dengan memanfaatkan sela tanaman karet sebagai lahan jagung yang bisa dipanen dalam kurun waktu sekitar 4 bulan.

Lihat juga...