Warga Lampung Selatan Lestarikan Durian Keong
Nuwar (40), warga setempat lainnya juga bahkan mendapatkan bibit dari Paryanto dua batang yang pada awal November ini mulai berbunga merupakan varietas durian keong dengan masa pembungaan yang cukup tepat tanpa curah hujan yang tinggi mengurangi perontokan bunga. Pohon setinggi sepuluh meter tersebut bahkan sudah berbunga pada bagian cabangnya dengan rata rata berbuah puluhan buah memasuki masa “pentil” (durian muda).
Nuwar berharap sebagian besar bunga yang ada bisa menjadi bakal buah dan menghasilkan buah untuk masa pembuahan tahun kedua dengan hasil buah masa panen pertama sekitar 80 buah durian keong. Selain memetik manfaat dari pohon durian sebagai tanaman perkebunan dan kehutanan sekaligus buah lokal tersebut Nuwar juga mulai melakukan pencangkokan saat pohon durian belum berbunga.
“Sebagian sudah saya pencarkan ke area kebun lain meregenerasi pohon tua yang sudah harus ditebang hasil tanaman ayah dan kakek saya sehingga pohon durian keong masih tetap akan lestari di desa kami,” terang Nuwar.
Isti,salah satu keluarganya bahkan menyebut durian keong yang kerap diburu orang saat puncak durian panen pada bulan Desember hingga Januari sebagian sudah besar meski kendala kerontokan masih menghantui.
Sebagai langkah antisipasi mendapatkan kerugian dari budidaya durian keong sebagian warga yang berprofesi sebagai petani bahkan melakukan pemupukan dan penyemprotan pada tanaman menghindari hama semut atau ulat penggerek buah durian.
Isti yang merupakan generasi ketiga dari warga yang tinggal di umbul keong berharap kejayaan dan dikenalnya buah durian yang berpusat di umbul keong bisa kembali muncul seiring dengan kesadaran warga menanam pohon durian di pekarangan maupun kebun. Selain sebagai tanaman kehutanan dan jenis multi purposes tree species (MPTS) durian keong juga berfungsi sebagai pohon reboisasi dan menjaga resapan air.