Zona Ikan Nelayan di Balikpapan, Berkurang

BALIKPAPAN — Padatnya lalu lintas laut dan kerusakan karang di wilayah perairan Kota Balikpapan, menyebabkan zona tangkap ikan nelayan berkurang. Kondisi ini mulai dirasakan sejumlah nelayan, sehingga untuk memperoleh ikan yang lebih banyak, nelayan terpaksa melaut lebih jauh.

Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DPPP) Kota Balikpapan, Yosmianto, menjelaskan, kondisi tersebut juga menyebabkan kurangnya  pasokan ikan, sehingga harus mendatangkan dari Kota Samarinda, Bontang dan Mamuju.

Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DPPP) Kota Balikpapan, Yosmianto. –Foto: Ferry Cahyanti

“Nelayan sekarang harus melaut lebih jauh,  zona tangkap makin jauh. Itu karena rusaknya karang, padatnya lalu lintas laut juga sebabkan populasi ikan kian berkurang,” terangnya, Jumat (17/11/2017).

Ada pun kebutuhan ikan untuk Kota Balikpapan, pihaknya tak dapat menyebutkan, karena belum ada data yang valid. “Tapi, selama ini selain mengandalkan pasokan dari nelayan Balikpapan, ikan di pasaran juga dipasok dari kota sekitar seperti Bontang dan Samarinda”, sebutnya.

Terkait Peraturan Menteri Kelautan Nomor 2 Tahun 2015 tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets) termasuk dogol, tak lama lagi 120 nelayan di Balikpapan akan memperoleh bantuan berupa alat tangkap nelayan baru dari pemerintah pusat. Alat tersebut pengganti alat tangkap dogol yang selama ini dipakai nelayan.

“Tiga jenis alat tangkap akan dibagikan kepada nelayan dan nelayan akan diminta memilih sesuai kebutuhan. Mereka yang mendapatkan itu mendaftar ke DPPP sesuai persyaratannya, yaitu menukar alat tangkap yang lama”, terang pria yang akrab disapa Yos.

Lihat juga...