Sistem Tumpangsari Jadi Penolong Pertanian di Lamsel

LAMPUNG — Cuaca buruk yang melanda wilayah Lampung Selatan akibat siklus tropis dahlia membuat sejumlah tanaman komoditas pertanian milik petani di Dusun Trans Cilacap, Desa Karangsari, Kecamatan Ketapang mengalami kerusakan.

Menurut Suminah, salah satu pemilik lahan pertanian semangka inul dengan jumlah mencapai 1000 batang dengan ratusan guludan, cuaca buruk menyebabkan sebagian tanaman miliknya membusuk akibat diterjang angin dan hujan.

Semangka usia 60 hari yang akan dipanen pada usia 70 hingga 100 hari sebagian menjadi busuk. Produksi semangkanya berkurang sekitar 50 persen akibat pertumbuhan tidak maksimal.

Ia memastikan masa panen pertama gagal. Untuk itu tanaman tahap pertama akan segera direhabilitasi dengan tanaman baru setelah panen secara parsial dilakukan. Produksi semangkanya hanya berkisar sekitar setengah ton akibat kerusakan sudah terjadi ketika musim pembungaan.

Beberapa buah semangka yang berhasil diselamatkan dijual dengan harga murah ke pengepul dengan harga biasanya Rp4.000 per kilogram kini hanya dijual Rp3.000 per kilogram.

“Sebagian tanaman semangka yang gagal masih bisa bertunas lagi dan sudah ditunggu hingga ber buah. Mulsa (lembaran) plastik masih bisa dipakai selanjutnya akan ditanami ulang sekitarJanuari mendatang,” terang Suminah saat ditemui Cendana News di lahan kebun miliknya, Selasa (5/12/2017)

Suminah menyebut beruntung masih menyisakan lahan setengah hektare yang dipergunakan untuk menanam cabai rawit, pisang, coklat serta kedelai dengan sistem tumpang sari sehingga kegagalan panen semangka masih bisa terbantu dengan hasil panen cabai rawit dan pisang miliknya.

Lihat juga...