2018, Bulog NTB Diharapkan Maksimal Serap Gabah Petani

MATARAM – Pada musim panen tahun 2018, Badan Urusan Logistik (Bulog) Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) diminta lebih maksimal dalam melakukan penyerapan gabah petani.

“Untuk 2018, penyerapan gabah petani kita di NTB diharapkan bisa maksimal dilakukan Bulog, sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) bahkan bisa lebih,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Husnul Fauzi di Mataram, Senin (29/1/2018).

Menurutnya dengan penyerapan tersebut termasuk HPP, petani tidak akan menjual kepada spekulan nakal dengan harga lebih rendah yang kerap merugikan petani.

Dalam melakukan penyerapan, Bulog juga diminta lebih banyak turun, supaya bisa mengetahui secara langsung kualitas gabah yang diserap dan mencegah terjadinya permainan harga oleh para mitra.

“Panen perdana tahun 2018 sendiri baru akan dimulai bulan Maret mendatang,” katanya.

Sebelumnya, Gubernur NTB, Zainul Majdi meminta Bulog NTB untuk menyerap semua gabah dan beras petani lokal secara maksimal, supaya penyerapan tersebut bisa membantu para petani.

“Ini cara pemerintah untuk membantu petani. Penyerapan itu harus, karena bulog itu bukan entitas bisnis, bulog itu alat negara untuk membantu petani supaya ketika panen ada jaminan penyerapan,” kata Majdi.

Bulog juga diminta bisa membeli gabah petani dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan pemerintah sehingga bisa menikmati keuntungan dari panen yang dihasilkan.

Kalau harga gabah dan beras dibeli sesuai dengan HPP, serta hasil panen bisa diserap maksimal oleh Bulog, maka tanpa disuruh, petani akan semangat menanam untuk meningkatkan nilai produksi dalam upaya meningkatkan swasembada pangan nasional.

Lihat juga...