Air Bersih tak Mencukupi, Warga Manfaatkan Bekas Galian

LAMPUNG – Imbas proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) masih dirasakan bagi masyarakat di sekitar Dusun Penegolan, Desa Hatta, Kecamatan Penengahan dengan tertimbunnya sejumlah sungai kecil dan hilangnya sejumlah sumber mata air yang kerap dipergunakan oleh warga.

Isnaini (49) menyebut, selama ini dirinya mengandalkan sumur yang ada di rumahnya namun akibat debit air mulai menyusut, ia terpaksa berhemat mempergunakan air sumur untuk mandi dan minum.

Pengisian air bersih menggunakan jerigen selanjutnya diendapkan dalam drum khusus di rumah warga [Foto: Henk Widi]
Kebutuhan air bersih untuk mencuci bahkan terpaksa diperoleh dengan sistem “ngangsu” atau mengangkut air dengan jerigen lalu dikumpulkan ke dalam sebuah bak penampungan khusus dan disaring.

Selama libur sekolah kedua anaknya bernama Amel dan Doni bahkan membantunya mencuci pakaian, mengambil air bersih untuk dibawa ke bak penampungan sebagai stok kebutuhan air bersih di rumah.

“Kami mau membuat sumur bor mendapatkan air bersih, namun biayanya mahal sehingga sumur yang ada tetap dipergunakan meski debit airnya kecil demikian juga dengan sungai yang tertimbun material tol,” terang Isnaini, salah satu warga Dusun Penegolan yang tengah mencuci memanfaatkan air dari cekungan galian tambang batu terbuka di Desa Hatta, Kecamatan Bakauheni, Senin (1/1/2017).

Sebagai sumber kebutuhan air bersih untuk minum, Isnaini bahkan menyebut, sengaja membeli air bersih dengan menggunakan galon isi ulang yang dibeli dari wilayah Penengahan. Lokasi perbukitan dataran tinggi membuat warga di wilayah tersebut, menurut Isnaini, menjadi kendala masyarakat dalam mengakses air bersih bahkan termasuk usulan untuk penyaluran air bersih dari PDAM Tirta Jasa Bakauheni.

Lihat juga...