Air Bersih tak Mencukupi, Warga Manfaatkan Bekas Galian
Galian bekas tambang batu terbuka yang menyisakan ceruk air selama tiga tahun terakhir bahkan menjadi tumpuan masyarakat di wilayah tersebut untuk memperoleh air bersih dibandingkan mengambil air bersih dari lokasi lain.
Sejumlah warga bahkan disebut Isnaini kerap meminta air bersih dari sumur bor milik Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandarlampung yang berada di dekat STA 07 Jalan Tol Trans Sumatera.
“Warga yang memiliki waktu sebagian meminta air bersih dari sumur bor yang dimiliki kantor karantina sebagian mengambil air dari bekas tambang galian batu ini,” terang Isnaini.
Lokasi perkampungan warga yang jauh dari sungai bahkan membuat Isnaini terpaksa mengizinkan anaknya bernama Amel yang masih duduk di bangku SMP terpaksa mengisi waktu liburan dengan mengangsu air bersih menggunakan jerigen.
Bersama sang adik, Doni, mengangkut air dalam jerigen sejauh satu kilometer dari lokasi pengambilan air bersih. Air yang sudah diangkut disebut Amel sudah disediakan lokasi khusus oleh sang ayah untuk proses penjernihan.
Proses penjernihan air yang sebagian masih keruh tersebut, disebut Isnaini mempergunakan cara tradisional. Menggunakan blong atau drum plastik diisi dengan pasir, kerikil, sabut kelapa, arang batok kelapa, batu apung yang diambil dari pantai Blebug sebagai penjernih sehingga air yang ditampung bisa dipergunakan untuk mencuci piring dan kebutuhan mandi.
“Aktivitas mencuci pakaian selalu saya lakukan di mata air cekungan ini karena tidak khawatir menghabiskan air bersih, apalagi saat musim kemarau berkepanjangan,” cetus Isnaini.
Beruntung selama liburan dua anaknya dibantu oleh beberapa anak sebayanya kerap membantu Isnaini melakukan proses mencuci piring dan juga mengangkut air selagi sang suami bekerja di ladang jagung.