Butuh Sebuah Aturan Hukum Tangkal LGBT di Sumbar
PADANG — Menyikapi cukup banyaknya masyarakat di Sumatera Barat (Sumbar) yang mencuat terlibat Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). Pemerintah Provinsi Sumbar terlihat serius untuk menangkal perkembangan LGBT di daerah yang memiliki falsafah Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) itu.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit yang merupakan kepala daerah paling menentang keberadaan LGBT di Sumbar, menyatakan, pada tahun lalu dirinya telah menegaskan bahwa masyarakat Sumbar yang terlibat LGBT harus angkat kaki dari Sumbar, karena LGBT sangat bertentangan dengan agama Islam dan bertolak belakang dengan ABS-SBK.
“Saya sudah sering menggelar rapat bersama tim kesehatan, tokoh agama, dan pihak-pihak lainnya, untuk membahas persoalan penangkalan perkembangan LGBT di Sumbar,” katanya, Jumat (12/1/2018).
Bahkan untuk mengetahui persoalan sehingga mencuatnya LGBT, Pemprov Sumbar turut membentuk sebuah tim survei, yang terdiri dari psikolog, dokter-dokter di sejumlah rumah sakit, dan sejumlah tokoh agama. Hasil sementara yang didapatkan, ternyata LGBT telah berkembang hingga ribuan orang, yang terbanyak itu berada di Kota Padang.
Nasrul menyebutkan dari keterangan sejumlah dokter, salah satu penyebab cukup banyaknya orang di Sumbar yang terkena virus HIV AIDS, bersumber dari berkembangnya LGBT. Penyakit dari LGBT itu, ditularkan melalui hubungan yang dilakukan para gay ataupun lesbi.
“Jadi setelah pasangan gay itu berhubungan, salah satu dari mereka pada awalnya tidak ada terkena HIV AIDS. Misalnya si A mengidap HIV AIDS, sementara si B tidak terkena HIV AIDS. Namun akibat dari mereka melakukan hubungan, si B pun terkena HIV AIDS. Cara berkembangnya, si B pun mencari pasangan lain, dan hingga terus-turusan berantai. LGBT seakan menjadi sumber HIV AIDS,” sebutnya.